TAKE ME TO YOUR HEART
Author : Fie a.k.a Firda Lareina
Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Min Sunye
Other Cast : Choi Sooyoung and others
Genre : sad, angst, romance
Word Count : 3100 +
Note :
Annyeong Pyroo 🙂
author comeback.. mianhae baru post, karna bingung sama ceritanya, author ga bisa bikin konflik yang bener2 konflik. takut ngecewain readers ni author nya 😥 hikss.. jeongmal mianhaeyo. Oh ya, FF ini yang di part sebelumnya poster nya author ganti, cz bosenin poster nya..kekkeeke~ oke. cuap – cuap nya udahan yaa.. mian, typo bertebaran dimana mana.. please TINGGALKAN KOMENTAR ! SIDERS MENJAUH !!!!
HOPE U LIKE IT. HAPPY READING
———
Author POV
Yoona menggerakkan jari – jari nya. Pertanda dia telah sadar setelah koma selama 2 hari.
“Yoongie, syukurlah kau sudah bangun.” Sooyoung memeluk Yoona. Yoona hanya tersenyum menanggapi nya.
“Yoona, kau sudah bangun? Syukurlah.” Donghae membelai rambut Yoona.
“Siapa dia, Soo?” ucap Yoona terbata – bata sembari menunjuk
EDonghae.
“Omo~ Dia adalah Lee Donghae, apa kau lupa Yoong?” Kaget Sooyoung.
“Lee Donghae? Nugu – ya?” Tanya Yoona dengan muka semakin bingung.
“Im Yoona, kau lupa dengan oppa?” Donghae memegang tangan Yoona, membelai nya dengan lembut.
“nugu?” Yoona yang masih dengan wajah innocent nya.
“Oppa, Yoong. Donghae oppa.” Donghae meyakinkan Yoona.
“aku tak pernah mengenalmu! Pergilah! Keluar dari sini palli!” bentak Yoona pada Donghae.
Sooyoung menatap Yoona heran.
Dengan perasaan kecewa Donghae pergi meninggalkan Yoona dan Sooyoung. Sesekali Donghae menoleh ke belakang, menatap wajah cantik Yoona. Yoona hanya diam, tak menghiraukan Donghae yang tengah melihatnya.
Tak dapat berkata apa – apa lagi, Sooyoung hanya mampu menatap kepergian Donghae.
**
“Dokter, sebenarnya apa yang terjadi pada Yoona? Mengapa dia seperti itu?” Tanya Sooyoung pada dokter yang kini berdiri tepat di hadapannya.
“sepertinya Yoona mengalami selective amnesia.” Jawab sang dokter dengan bijak.
“mwo?”
“selective amnesia adalah amnesia hanya kepada orang tertentu karena peristiwa menyedihkan atau trauma.” *ituloh readers, kaya’ amnesia yang di alami Jun Pyo di drama BBF, ngerti kan readers?*
“apakah itu akan berlangsung lama?”
“tidak bias di pastikan. Sebaiknya kau berdoa noona.”
“ne, aku permisi dulu dokter. Annyeong.” Sooyoung melangkahkan kakinya dengan berat, kepalanya menunduk, bagai raga tak bernyawa.
Di hampirinya Yoona yang sedang membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
“Yoongie.” Sooyoung berhambur memeluk tubuh mungil Yoona.
“ne, Soo. Waeyo?” Yoona membalas pelukan Sooyoung.
“gwenchana. Kau belum makan ya?”
“ne, belum.” Yoona tersenyum tipis.
“tunggu ya.” Sooyoung mengambil satu buah apel merah, kemudian mengupasnya.
“ini untukmu, cepat kau makan!” perintah Sooyoung sembari memberikan secuil buah apel yang telah di kupasnya untuk Yoona.
“gomawo Soo.” Yoona menerima buah apel itu dan segera di lahapnya.
“cheonma. Eng, Yoong. Apa kau benar- benar tak ingat dengan namja tadi?”
“nugu?”
“Lee Donghae.” Sooyoung membenarkan posisi duduknya menghadap Yoona.
“aku tak kenal namja aneh itu. Entah mengapa rasanya hatiku ini sangat membencinya.” Yoona menundukkan kepalanya.
Sooyoung mendekati Yoona, di peluknya tubuh mungil Yoona. “Sudah tak usah terlalu di fikirkan Yoong. Lebih sekarang kau istirahat. Nanti malam eomma dan appamu tiba di seoul.”
“mereka akan mengunjungiku disini?”
“ne Yoong, mereka ingin melihat keadaanmu. Meraka sangat khawatir terhadapmu. Cepat kau istirahat.”
“ah, ne Soo. Gomawoyo.”
“cheonma.”
**
Seorang namja paruh baya berjalan di sekitar kawasan bandara di ikuti seorang yeoja paruh baya di sampingnya. Mr. Im dan Mrs. Im. Mereka baru tiba dari New York untuk urusan bisnisnya. Tibalah mereka di kota Seoul, untuk menjenguk putri nya yang berada di Seoul. Beberapa hari yang lalu putrinya mengalami kecelakaan.
Di panggilnya satu buah taksi untuk mengantar mereka ke Seoul Internasional Hospital.
“Yeobo, aku tak sabar ingin memeluk putri kita.” Celetuk Mrs. Im.
“ne yeobo. Setelah Yoona sembuh kita harus mempertemukan nya dengan putra Mr. Lee.” Jawab Mr. Im.
“ne, yeobo. Umur Yoona juga sudah matang. Aku tak sabar ingin menimang cucu.”
“ne. aku juga.”
@Seoul International Hospital
Mr. Im dan Mrs. Im berjalan menuju lobby utama rumah sakit. Mereka menuju lift untuk menuju ruang inap yang di tempati putrinya, Yoona.
Tok..tokk
Tangan Mr. Im mengetuk pintu berwarna coklat muda tersebut. Cklek. Dari dalam muncul sosok Sooyoung yang membukakan pintu.
“annyeong ahjussi, ahjumma.” Sapa Sooyoung sembari membungkuk.
“annyeong Soo-ah.” Jawab Mr. dan Mrs. Im.
“silahkan masuk, Yoona sudah menunggu Ahjussi dan ahjumma di dalam.”
“ne.” Mr. dan Mrs. Im bergegas memasuki ruang inap Yoona. Seorang Yeoja cantik yang tengah membaca majalah di atas ranjang segera menutup majalah nya dan menyambut kehadiran kedua orangtuanya.
“eomma, appa, bogoshipo.” Ucap Yoona sambil memeluk Mr. Im dan Mrs. Im.
“Naddo, chagi.” Mrs. Im membelai rambut Yoona dengan lembut. Yoona menunjukkan senyum termanis miliknya.
“Yoongie, bagaimana bisa kau seperti ini?” Tanya Mr. Im pada putrid kesayangannya tersebut.
“aisshh.. aku tak tau appa.”
“yasudah Yoong, ini sudah malam,kau istirahat saja dulu. Semoga cepat sembuh chagi.” Mrs. Im mencium kening Yoona.
“ne, eomma.” Yoona membaringkan tubuhnya dan membenarkan letak selimutnya.
“eng, mianhae. Ahjumma, ahjussi, bisa kita bicara sebentar?” Tanya Sooyoung pada Mr. dan Mrs. Im.
“ne, soo-ah. Mari kita bicara di luar.” Mrs. Im menggandeng tangan Sooyoung. Mereka bertiga meninggalkan Yoona yang tengah tidur sendirian di dalam kamar.
**
“ada apa Soo?” Mrs. Im membuka pembicaraan.
“Yoona, dia menderita amnesia selective.”
“mwo?” Mr. Im membulatkan mulutnya.
“ne, ahjussi. Yoona hanya lupa pada Lee Donghae.” Jelas Sooyoung.
“Lee Donghae. Namja yang menjadi atasan Yoona itu?” Imbuh Mr. Im.
“ne, ahjussi.”
“bagaimana mungkin? Padahal aku akan menjodohkan mereka. Lee Donghae adalah putra tunggal sahabatku.”
“mwo? Yoo..yoona di jodohkan dengan Donghae?” ucap Sooyoung terbata – bata.
“ne, Soo-ah. Ini sudah di rencanakan sejak mereka masih kecil.”
“aigoo~ sebelum Yoona mengalami kecelakaan, dia sangat – sangat mencintai Lee Donghae. Tetapi Donghae tak pernah meresponnya sama sekali.” Kata Sooyoung.
“jinjjayo?” kaget Mrs. Im.
“ne, ahjumma. Yoona sudah memendam perasaan pada Donghae selama 5 tahun. Tapi Donghae tak pernah memperdulikan Yoona. Bahkan bisa di bilang Donghae sangat membenci kehadiran Yoona. Tetapi semenjak Yoona menjadi sekretaris pribadinya, Donghae sudah mulai bisa menerima kehadiran Yoona di hidupnya. Donghae sangat terpukul saat mengetahui bahwa Yoona sudah lupa padanya karena kecelakaan itu. Donghae juga sangat merasa bersalah atas peristiwa kecelakaan yang di alaminya bersama Yoona.” Cerita Sooyoung panjang lebar.
“eum.. aku pasti bisa menyatukan mereka.” Ujar Mr. Im.
**
Di bawah pohon maple duduklah seorang namja berparas tampan. Tetapi wajahnya sangat kusut. Seperti orang yang sudah kehilangan semangat untuk hidup. Butir – butir airmata jatuh satu per satu membasahi mukanya. Menunjukkan betapa malangnya namja itu. Memikul beban berat sendiri. Tiba – tiba dating seorang yeoja berambut coklat di atas bahu menghampiri namja yang tengah bersedih itu.
“Oppa.” Sunye memeluk Donghae dari belakang.
“Ne? issh, jangan merangkulku seperti ini.” Donghae melepaskan pelukan Sunye.
“mian. Oppa, kau menangis?”
“ani. Hanya kelilipan.” Elak Donghae.
“jangan bohong oppa, aku tau kau sedang menangis. Apa yang terjadi oppa? Katakana padaku.” Paksa Sunye.
“aniyo. Tidak ada apa – apa.”
“oppa, kau pasti masih memikirkan Yeoja pabo itu? Bukankah seharusnya kau senang karna sekarang dia menderita karena kecelakaan yang kau alami dengannya tempo hari yang lalu.”
“ANDWAE!! JANGAN SEBUT DIA DENGAN YEOJA PABO! DIA PUNYA NAMA, IM YOONA. DIA BERNAMA YOONA!!!” Bentak Donghae pada Sunye. Wajah Donghae semakin memerah, amarahnya memuncak.
“oppa, mengapa kau membentakku?apa yang ada di fikiranmu oppa?” Sunye mulai menangis.
“kau tau! Dia sudah lupa padaku. Dia amnesia hanya padaku. Ini semua salahku. Aku baru sadar, ternyata aku mencintainya. Aku sangat mencintai Yoona.” Tangisan Donghae pecah.
“Oppa! Pernahkah kau melihatku? Aku mencintaimu oppa. Jeongmal saranghae!!” teriak Sunye.
“mwo? Kau mencintaiku? Andwae! Tidak mungkin Sunye-ah!!” bantah Donghae.
“tapi inilah kenyataannya. Ini yang sebenarnya, aku mencintaimu oppa!”
“andwae!!”
“lupakan Yoona!! Pergilah bersamaku oppa.”
“andwaee! Aku hanya mencintai Yoona.”
“kau harus jadi milikku oppa!” Sunye memeluk Donghae lagi.
“Lepaskan! PERGI DARI SINI!!! PERGILAHH!!” Donghae memberontak.
“baik! Aku akan pergi sekarang. Tapi aku pastikan, kau akan jadi milikku oppa. Permisi!!” Sunye berlalu meninggalkan Donghae sendiri. Donghae tak mampu berkata apa – apa lagi. Lidahnya kelu untuk berbicara. Hatinya sangat sakit. Ingin rasanya ia lari dari kenyataan pahit yang menimpanya.
**
@Donghae’s Home
“Hae – ah, dari mana saja kau?” tegur Mr. Lee.
“Ada urusan dengan temanku.”
“aku tau kau bohong. Kalau ada masalah ceritakan pada appa.”
“aniyo appa. Gwenchana.”
“bagaimana keadaan Yoona? Apa dia sudah membaik?”
“ne, appa. Dia baik – baik saja.” Dusta Donghae.
“baiklah. Appa ingin bicara sebentar denganmu.”
“tentang apa, appa?”
“tentang perjodohanmu dengan putrid teman appa.”
“aishhh. Lain kali saja appa, aku pusing. Aku ingin istirahat.”
“chakkaman! Sebentar saja Hae.”
“ne.”
“kau tau siapa yeoja yang akan appa jodohkan denganmu?” Tanya Mr. Lee.
Donghae hanya menggelengkan kepalanya, member isyarat bahwa ia tak tau.
“Im Yoona. Putri tunggal keluarga Im.”
“mwo? Im Yoona sekretaris pribadiku?”
“ne, hae – ah.”
“….” Donghae membisu. Tak tau harus melakukan apa.
“sudahlah, cepat kau istirahat.” Mr. Lee menepuk pundak putra tunggalnya, Lee Donghae.
**
@Seoul International Hospital
Seorang yeoja sedang merapikan pakaiannya dan memasukkannya ke dalam tas jinjing. Hari ini dokter sudah mengizinkannya pulang, setelah sempat di rawat di rumah sakit ini selama 2 minggu. Di bantu oleh seorang temannya dia membawa 2 tas jinjing besar yang berisi pakaian dan peralatan – peralatan selama dia disini.
“Soo, kenapa appa dan eomma tidak menjemputku?” Tanya seorang yeoja bernama Yoona yang sedang merapikan isi tas nya.
“Mr. dan Mrs. Im sedang keluar kota untuk kepeluan bisnis nya.” Jawab temannya yang mulai berjalan keluar kamar sambil menjinjing tas super besar milik Yoona.
Yoona berjalan mengikuti Sooyoung dari belakang. “selalu saja bisnis, bisnis, dan bisnis. Apa mereka tak tau, bahwa aku sangat membutuhkan mereka disaat aku terjatuh seperti saat ini?” mimic wajahnya berubah sendu.
“kau tak boleh bicara seperti itu Yoongie, aku akan selalu berada di sisimu.” Ucap Sooyoung menenangkan sahabatnya itu.
“gomawo Soo, jeongmal gomawo.” Yoona memeluk Sooyoung.
“cheonma. Sudahlah kajja kita pulang. Aku juga ingin memasak sesuatu untukmu.”
“jinjja?” Kata Yoona dengan senang.
“ne.”
Mereka pergi meninggalkan rumah sakit dan menuju taksi di halaman rumah sakit yang telah mereka pesan.
**
@Yoona’s Appartemant
“kyaaaa~aku sangat merindukan apartemantku.” Yoona membaringkan tubuhnya di atas kasur berwarna biru miliknya.
“kau istirahat sebentar, aku akan memasak sesuatu untukmu.”
“ne, Sooyoungie.”
Sooyoung menuju dapur. Sementara Yoona berbaring di atas kasur sambil bermain ipad nya. Tanpa sengaja Yoona melihat foto Donghae yang terpajang apik di atas meja samping kasurnya.
“mwo? Namja ini lagi. Mengapa fotonya bisa ada disini?” batin Yoona.
Di ambilnya pigora yang berisi foto Donghae, mata Yoona menatap dalam – dalam foto itu. “seperti ada sesuatu. Aku tidak mengenalnya, bahkan mungkin aku membencinya, tetapi mengapa hatiku bekata lain?” batin Yoona bertanya – Tanya.
Yoona membuka laci mejanya, ia mengambil sebuah buku diary berwarna merah maron yang berhias pita di cover depannya. Di buka nya perlahan – lahan buku itu. Halaman pertama berisi biografi dirinya dan terdapat satu foto tertempel di sampingnya.
Di halaman berikutnya berisi tulisan tangan dengan huruf Hangeul yang rapi. Kisah – kisah hidup yang di alaminya ia tulis di lembaran – lembaran buku diary itu. Halaman berikutnya lagi tertempel fotonya saat bersama Sooyoung.
Bibir Yoona membentuk sebuah senyuman saat memandang fotonya bersama Sooyoung. Tangannya membuka lagi lembaran demi lembaran. Di temukannya foto Donghae.
Di bawah foto itu terdapat tulisan bertinta merah
“SARANGHAE LEE DONGHAE!!!”
“Mengapa harus namja ini lagi? Dan apa maksud tulisan SARANGHAE LEE DONGHAE?” Yoona berbicara sendiri. Tiba- tiba rasa nyeri muncul di kepalanya. Bruk.. buku diary merah maron itu jatuh. Kedua tangan Yoona memegang kepalanya, berharap rasa nyeri itu hilang. Perlahan Yoona membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu memejamkan matanya.
15 menit kemudian.. tokk..tokk.. “Yoona, masakannya sudah matang Yoong, palli keluar.” Teriak Sooyoung. Serentak Yoona membuka matanya. Ia bangun dan segera menuju ruang makan. Nampaknya rasa nyeri itu sudah hilang.
**
Pagi yang cerah, burung – burung sedang asyik berterbangan sambil bersiul di langit biru. Cuaca yang dingin dan sedikit ber-angin, menunjukkan bahwa sekarang sudah memasuki musim gugur.
Drrttt..drrttt..drrttt.. dering handphone membuyarkan lamunan Yoona. Jari lentiknya menekan keypad berwarna hijau yang berfungsi untuk menerima telfon.
“yeobseyo.” Suara Mr. Im dari seberang telepon.
“yeobseyo appa. Wae?” jawab Yoona.
“jangan lupa, nanti malam kita akan bertemu dengan keluar Lee. Pakai pakaian yang rapi dan dandan yang cantik. Jam 7 appa dan eomma akan menjemputmu di apartemant, arra?”
“mwo? Aa..arraseo.” jawab Yoona dengan gugup.
“baiklah. Sampai jumpa nanti malam Yoong.”
“ne, appa.”
Yoona kembali duduk di tepi ranjang tidurnya. Tangan kanannya menopang dagu, matanya terpejam. Ia tak habis fikir, mengapa appa nya selalu memaksakan kehendak. Tetapi mau tak mau Ia harus menurut. Baru saja kondisinya agak pulih. Tetapi sudahlah, jalani saja. Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.
“Yoong..”
Kepala Yoona yang semula menunduk menjadi mendongak, meresapi suara yang menggema di luar kamarnya. Ternyata itu suara Sooyoung yang tengah memanggilnya. Entah mengapa, semenjak kecelakaan tempo hari, Yoona merasa aneh pada dirinya sendiri, ia sulit mencerna setiap perkataan atau perlakuan sesorang. Ia enggan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai masalah fisiknya saat ini. Mungkin ini hanya sesaat, lambat laun pasti akan kembali seperti semula.
“Im Yoona. Ppali keluar!!” teriak Sooyoung lagi dengan nada yang lebih tinggi. Karna Sooyoung mengira Yoona tak mendengarkan panggilannya tadi.
Tanpa menjawab Panggilan Sooyoung, Yoona beranjak berdiri dari persinggahan nya dan berjalan dengan langkah setengah gontai karna malas menuju pintu kamar yang menghubungkan langsung dengan ruang tengah sekaligus ruang istirahat. Ya. Di apartemant inilah sekarang Yoona tinggal sendiri. Karena Yoona mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu, akhirnya Sooyoung tinggal disini menemani Yoona, ini semua atas permintaan orangtua Yoona.
Klek.. tangan indah Yoona memegang gagang pintu dan membukanya. Berdiri Sooyoung di depan pintu kamar Yoona sambil melipat kedua tangannya. Yoona mengernyitkan dahinya, meng-isyaratkan bahwa Ia tak mengerti maksud Sooyoung, karna Sooyoung hanya diam dan matanya menatap Yoona lurus.
Beberapa detik hanya hening di antara mereka. Tenggelam dalam pikiran masing – masing. Yoona, Ia sedang mencerna perlakuan Sooyoung. Dan Sooyoung, entahlah apa yang Ia fikirkan, sedari tadi hanya memandangi Yoona.
“ckkk..” decak Yoona, membuyarkan keheningan di antara mereka.
“ehm.. mian Yoong. Apa kau belum mandi?” Tanya Sooyoung dengan hati – hati.
“ah, belum. Aku baru saja bangun. Dan appa menelfonku. Wae Soo?” ucap Yoona dengan santai.
“ne? kalau begitu cepat kau mandi, setelah itu kita sarapan.” Perintah Sooyoung, Ia tak mau berlama-lama, mungkin karna Ia lelah sedari tadi berdiri sambil memandangi Yoona.
“memang sebelum sarapan itu harus mandi dulu ya? Aku tak mau. Aku ingin sarapan sekarang.” Elak Yoona dengan nada manja, bibirnya mengerucut entah berapa centimeter.
“aish! Setelah sarapan kau harus ikut aku ke apgujong. Ppali!!” frustasi Sooyoung.
“mwo?” bibir Yoona yang semula mengerucut kini berganti menjadi sebuah bentuk O.
“Ya! Yoona, apa kau tak mendengarku? Cepat kau mandi, lalu kita sarapan, setelah itu kau ikut aku ke apgujong. Arasso?” jawab Sooyoung sambil menahan amarah karena ulah sahabatnya yang keras kepala dan seperti anak kecil ini.
Belum sempat Yoona menjawab, Sooyoung memutar tubuh Yoona searah jarum jam dan mendorongnya pelan menuju kamar mandi. Persis seperti seorang ibu yang memaksa anaknya yang keras kepala untuk segera mandi.
**
Yoona keluar dari kamar mandi hanya memakai sehelai handuk untuk menutupi tubuhnya dan handuk satunya lagi dipakai untuk mengeringkan rambut panjangnya. Tangannya membuka pintu lemari untuk mengambil baju yang akan Ia kenakan. Ia mengambil dress berwarna biru laut berenda putih dengan panjang di atas lutut dan lengan sebahu, kemudian Yoona mengganti handuknya dengan mini dress cantik itu untuk menutupi tubuhnya. Yoona beralih menarik sedikit kursi meja rias agar bias Ia duduki. Di ambilnya sebuah alat pengering rambut berwarna hitam, pelan – pelan Ia mengarahkan alat pengering rambut itu ke seluruh bagian rambutnya. Memoleskan sedikit bedak pada wajah cantiknya. Dan menyisir rambutnya kembali agar terlihat rapi.
Yoona terus memandangi gambar dirinya di depan cermin. Tak tau apa yang ada di fikirannya. Sebenarnya Ia masih memikirkan namja bernama Lee Donghae itu. belum lagi nanti malam keluarganya akan bertemu dengan keluarga Lee. Dan sekarang tiba – tiba Sooyoung mengajaknya ke apgujong tanpa alasan yang pasti. Ada apa ini, apa yang terjadi? Batin Yoona dalam hati.
**
Setelah selesai sarapan, Yoona dan Sooyoung berangkat menuju kawasan apgujong. Hanya perlu waktu 45 menit untuk sampai tempat itu. Sooyoung memarkirkan mobilnya di area parker pusat perbelanjaan apgujong.
Akhirnya pertanyaan Yoona terjawab sudah. Ternyata Sooyoung mengajaknya untuk berbelanja. Memang sudah lama Sooyoung dan Yoona tak berbelanja ataupun jalan – jalan bersama seperti ini.
Sooyoung dan Yoona memasuki sebuah toko yang menjual berbagai macam pakaian, ini adalah toko ke sepuluh yang mereka masuki sekarang. Sedari tadi mereka berpetualang mencari pakaian yang ‘pas’ untuk mereka, tetapi tak ada satupun baju yang menarik perhatian mereka.
Dan akhirnya, di toko ke 15 ini Sooyoung dan Yoona menemukan baju – baju yang mereka inginkan.
“Yoong, ini cocok untukmu, pakailah untuk acara nanti malam.” Ujar Sooyoung sembari mengambil gaun berwarna coklat yang berhiaskan ikat pita di bagian pinggang. Sooyoung menempelkan gaun itu pada tubuh Yoona, memastikan bahwa gaun itu ‘pas’ di pakai Yoona.
“mwo? Acara nanti malam?” Tanya Yoona dengan nada bingung. Bukan bingung karena Yoona tak ingat acara nanti malam, tetapi Ia bingung, darimana Sooyoung tau bahwa nanti malam Ia dan keluarganya akan bertemu dengan keluarga Lee.
“eng. Aku sudah tau bahwa nanti malam Im ajhussi, Im ahjumma, dan Kau akan bertemu dengan keluarga Lee. Dan Ahjumma meminta tolong padaku untuk menemanimu membeli semua keperluanmu untuk acara nanti malam.” Jelas Sooyoung panjang lebar. Tangannya masih memegang gaun coklat yang Ia pilihkan untuk Yoona tadi.
“aishh. Mengapa kau tak bilang padaku Soo.” Protes Yoona.
“mian Yoong.” Sesal Sooyoung.
“gwenchana. Kajja.” Yoona mengambil alih gaun yang dipegang Sooyoung tadi dan mencobanya di fitting room. Tak berselang lama Yoona keluar dari fitting room dengan mengenakan gaun tadi, Yoona tersenyum pada Sooyoung, mengisyaratkan pada Sooyoung cocokkah-ini-untukku?
“neomu yeoppo.” Nampaknya Sooyoung sudah tau apa yang di maksud oleh Yoona.
“jinjja?” Yoona menunduk melihat seluruh bagian tubuhnya yang telah di balut dengan gaun coklat manis pilihan Sooyoung. Lalu tersenyum kepada Sooyoung.
“ne, kau terlihat sangat cantik mengenakan gaun itu Yoong.” Ujar Sooyoung *Yoong eonnie mah di pake’in apa aja ya tetep cantik, bininya abang ikan gitu*
“yasudah. Aku ganti pakaian dulu.” Yoona melenggang masuk ke fitting room.
**
Rasa lelah sekaligus lapar memaksa mereka untuk melangkahkan kakinya memasuki sebuah foodcourt yang terletak di lantai 5 mall ini. Yoona dan Sooyoung memilih untuk duduk di meja yang terdapat 2 kursi di samping jendela kaca tembus pandang. Sehingga mereka bisa melihat langsung pemandangan kota seoul.
Yoona memanggil pelayan untuk memesan makanan.
Yoona dan Sooyoung bercengkrama menceritakan pengalaman – pengalaman yang terjadi pada diri mereka sembari menunggu pesanan datang. Saat mereka sedang menunggu pesanan datang, tiba – tiba datang seorang yeoja berambut sebahu, memakai hoodie biru tua dan celana jeans biru panjang. Matanya di tutupi oleh sebuah kacamata capung berwarna coklat, sehingga Yoona susah mengenali yeoja itu. dengan santai sang yeoja misterius itu melepas kacamata capungnya dan tersenyum pada 2 yeoja yang duduk berhadapan memandangi sang yeoja dengan tatapan aneh dan bingung.
“annyeong” Sapa sang yeoja misterius itu kepada Yoona dan Sooyoung.
Yoona masih diam terpaku, pikirannya entah kemana. Ia tak mampu membalas sapaan yeoja misterius itu. sedangkan Sooyoung, Ia beralih menatap Yoona.
Dan sekali lagi yeoja misterius itu tersenyum, kali ini bukan tersenyum ramah seperti tadi, melainkan senyuman licik. Matanya tersirat kebencian pada diri Yoona. Sooyoung mulai merasa ada aura panas diantara mereka.
“Nona Im. Aku hanya mengingatkanmu. Jauhi dia, jauhi Lee Donghae. Dia hanya milikku!” seru yeoja misterius itu dengan datar, tetapi kata – kata itu cukup membuat Sooyoung dan Yoona kaget.
“mwo? Apa maksudmu?” Yoona berdiri dari duduknya. Menyeimbangi yeoja misterius itu.
“hah? Kau tak usah pura – pura Nona Im. Kau mencoba merebut Donghae dariku? Tidak akan bisa! Tidak akan pernah bisa! Karena Donghae hanya milikku!” sentak yeoja misterius.
“apa – apaan kau!! Apa kau tak punya sopan santun hah? Dan kau siapa? Aku tak mengenalmu. Jangan kau ganggu sahabatku!” kali ini Sooyoung yang ambil alih. Emosinya sudah tak bias di tahan lagi. Amarahnya membuncah.
“dasar perempuan jalang. Kau yeoja murahan Nona Im.” Ujar yeoja misterius itu lagi.
Braakkkk….
—
-To Be Continued-
gimana readers? masih kurang panjang kah ?
sekali lagi mianhae ya atas keterlambatan post nya.. mianhae kalo ff ini kurang memuaskan. author minta saran dan kritiknya yaa chinguuu ~ KOMENTAR SANGAT SANGAT DI BUTUHKAN. Kamsahamnida.. sampai jumpa di FF selanjutnya 🙂