RULES !!!


Gambar

1. DON’T BE A SILENT READERS !!!!
Saya merasa kurang dihargai sebagai penulis FF, bagaimana tidak, jumlah komentar yang masuk tidak sesuai dengan jumlah viewers-nya. Well, sebenarnya saya tidak memaksa kalian untuk memberikan komentar terhadap setiap FF karya saya yang kalian baca, but, saya pribadi sangat membutuhkan komentar ataupun saran – saran dari kalian, karena komentar dan saran dari kalian adalah salah satu semangat saya untuk menciptakan karya – karya lain yang lebih baik lagi. Saya juga mengucapkan terimakasih untuk ACTIVE READERS yang telah menghargai karya – karya saya disini.

2. DON’T PLAGIAT !!!!
Saya yakin, kalian pasti sangat marah dan kecewa apabila ada salah satu karya kalian yang di plagiat atau lebih tepatnya dicuri oleh orang lain. Sama halnya dengan saya. Jadi apabila kalian ingin me-REPOST atau meng-COPY FF karya saya, dengan segala hormat saya meminta dimohon kalian IZIN terlebih dahulu kepada saya, dan sertakan FULL CREDIT.
Tentu kalian tidak ingin dianggap pencuri, bukan? So, DON’T BE A PLAGIATOR !!!!

3. DON’T BASH !!!Di blog pribadi saya ini isinya ALL ABOUT YOONHAE COUPLE. Saya tidak melarang kalian – yang bukan PYRO – untuk membaca FF karya saya, tetapi tolong jangan berkomentar dengan kata – kata yang tidak pantas untuk diucapkan.

oke hanya itu saja peraturan di PYROTECHNIC`s ROOM ini. Terimakasih ;))

~FIRDA~

( Teaser ) November Rain


Gambar

NOVEMBER RAIN

“mencintamu.. aku seperti berlari di sebuah lingkaran besar, tiada ujung yang membuatku berhenti untuk mencintaimu..”

__________________

Note :

Annyeong Pyrosdeul *tebarmenyan

akhirnya Fie comeback setelah sekian lama hiatus^^
Mianhae sudah menghilang selama 1 tahun.. waktu itu karena Fie sibuk pendaftaran masuk SMA, trus waktu udah KBM normal tugasnyaa bejibun, maklumlah pelajar. nah sekarang Fie udah free, jadi bisa kembali lagi ke alam per-ff-an (?)
oh iya, Fie kan pernah post teaser FF yg judulnya Haru, sekali lagi maaf karena data FF Haru hilang, jadinya Fie ga bisa post FF itu. sebagai gantinya, Fie bakal publish FF OS baru *horeeeee
eh tapi tunggu dulu, ini juga masih teaser.. mungkin dalam waktu dekat ini bakal Fie publish Full Version nyaa *aheelaa bacot nih author
okelaaah, sampai disini dulu pidato kemerdekaannya (?) sampai jumpa lagiii readerssskuuu muehehehe

Take Me To Your Heart #3


tmtyh2_

TAKE ME TO YOUR HEART

Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Min Sunye

Other Cast : Choi Sooyoung and others

Genre : sad, angst, romance

Word Count : 3100 +

Note :

Annyeong Pyroo 🙂

author comeback.. mianhae baru post, karna bingung sama ceritanya, author ga bisa bikin konflik yang bener2 konflik. takut ngecewain readers ni author nya 😥 hikss.. jeongmal mianhaeyo. Oh ya, FF ini yang di part sebelumnya poster nya author ganti, cz bosenin poster nya..kekkeeke~ oke. cuap – cuap nya udahan yaa.. mian, typo bertebaran dimana mana.. please TINGGALKAN KOMENTAR ! SIDERS MENJAUH !!!!

HOPE U LIKE IT. HAPPY READING

———

Author POV

 Yoona menggerakkan jari – jari nya. Pertanda dia telah sadar setelah koma selama 2 hari.

“Yoongie, syukurlah kau sudah bangun.” Sooyoung memeluk Yoona. Yoona hanya tersenyum menanggapi nya.

“Yoona, kau sudah bangun? Syukurlah.” Donghae membelai rambut Yoona.

“Siapa dia, Soo?” ucap Yoona terbata – bata sembari menunjuk

EDonghae.

“Omo~ Dia adalah Lee Donghae, apa kau lupa Yoong?” Kaget Sooyoung.

“Lee Donghae? Nugu – ya?” Tanya Yoona dengan muka semakin bingung.

“Im Yoona, kau lupa dengan oppa?” Donghae memegang tangan Yoona, membelai nya dengan lembut.

“nugu?” Yoona yang masih dengan wajah innocent nya.

“Oppa, Yoong. Donghae oppa.” Donghae meyakinkan Yoona.

“aku tak pernah mengenalmu! Pergilah! Keluar dari sini palli!” bentak Yoona pada Donghae.

Sooyoung menatap Yoona heran.

Dengan perasaan kecewa Donghae pergi meninggalkan Yoona dan Sooyoung. Sesekali Donghae menoleh ke belakang, menatap wajah cantik Yoona. Yoona hanya diam, tak menghiraukan Donghae yang tengah melihatnya.

Tak dapat berkata apa – apa lagi, Sooyoung hanya mampu menatap kepergian Donghae.

**

“Dokter, sebenarnya apa yang terjadi pada Yoona? Mengapa dia seperti itu?” Tanya Sooyoung pada dokter yang kini berdiri tepat di hadapannya.

“sepertinya Yoona mengalami selective amnesia.” Jawab sang dokter dengan bijak.

“mwo?”

“selective amnesia adalah amnesia hanya kepada orang tertentu karena peristiwa menyedihkan atau trauma.” *ituloh readers, kaya’ amnesia yang di alami Jun Pyo di drama BBF, ngerti kan readers?*

“apakah itu akan berlangsung lama?”

“tidak bias di pastikan. Sebaiknya kau berdoa noona.”

“ne, aku permisi dulu dokter. Annyeong.” Sooyoung melangkahkan kakinya dengan berat, kepalanya menunduk, bagai raga tak bernyawa.

Di hampirinya Yoona yang sedang membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

“Yoongie.” Sooyoung berhambur memeluk tubuh mungil Yoona.

“ne, Soo. Waeyo?” Yoona membalas pelukan Sooyoung.

“gwenchana. Kau belum makan ya?”

“ne, belum.” Yoona tersenyum tipis.

“tunggu ya.” Sooyoung mengambil satu buah apel merah, kemudian mengupasnya.

“ini untukmu, cepat kau makan!” perintah Sooyoung sembari memberikan secuil buah apel yang telah di kupasnya untuk Yoona.

“gomawo Soo.” Yoona menerima buah apel itu dan segera di lahapnya.

“cheonma. Eng, Yoong. Apa kau benar- benar tak ingat dengan namja tadi?”

“nugu?”

“Lee Donghae.” Sooyoung membenarkan posisi duduknya menghadap Yoona.

“aku tak kenal namja aneh itu. Entah mengapa rasanya hatiku ini sangat membencinya.” Yoona menundukkan kepalanya.

Sooyoung mendekati Yoona, di peluknya tubuh mungil Yoona. “Sudah tak usah terlalu di fikirkan Yoong. Lebih sekarang kau istirahat. Nanti malam eomma dan appamu tiba di seoul.”

“mereka akan mengunjungiku disini?”

“ne Yoong, mereka ingin melihat keadaanmu. Meraka sangat khawatir terhadapmu. Cepat kau istirahat.”

“ah, ne Soo. Gomawoyo.”

“cheonma.”

**

Seorang namja paruh baya berjalan di sekitar kawasan bandara di ikuti seorang yeoja paruh baya di sampingnya. Mr. Im dan Mrs. Im. Mereka baru tiba dari New York untuk urusan bisnisnya. Tibalah mereka di kota Seoul, untuk menjenguk putri nya yang berada di Seoul. Beberapa hari yang lalu putrinya mengalami kecelakaan.

Di panggilnya satu buah taksi untuk mengantar mereka ke Seoul Internasional Hospital.

“Yeobo, aku tak sabar ingin memeluk putri kita.” Celetuk Mrs. Im.

“ne yeobo. Setelah Yoona sembuh kita harus mempertemukan nya dengan putra Mr. Lee.” Jawab Mr. Im.

“ne, yeobo. Umur Yoona juga sudah matang. Aku tak sabar ingin menimang cucu.”

“ne. aku juga.”

@Seoul International Hospital

Mr. Im dan Mrs. Im berjalan menuju lobby utama rumah sakit. Mereka menuju lift untuk menuju ruang inap yang di tempati putrinya, Yoona.

Tok..tokk

Tangan Mr. Im mengetuk pintu berwarna coklat muda tersebut. Cklek. Dari dalam muncul sosok Sooyoung yang membukakan pintu.

“annyeong ahjussi, ahjumma.” Sapa Sooyoung sembari membungkuk.

“annyeong Soo-ah.” Jawab Mr. dan Mrs. Im.

“silahkan masuk, Yoona sudah menunggu Ahjussi dan ahjumma di dalam.”

“ne.” Mr. dan Mrs. Im bergegas memasuki ruang inap Yoona. Seorang Yeoja cantik yang tengah membaca majalah di atas ranjang segera menutup majalah nya dan menyambut kehadiran kedua orangtuanya.

“eomma, appa, bogoshipo.” Ucap Yoona sambil memeluk Mr. Im dan Mrs. Im.

“Naddo, chagi.” Mrs. Im membelai rambut Yoona dengan lembut. Yoona menunjukkan senyum termanis miliknya.

“Yoongie, bagaimana bisa kau seperti ini?” Tanya Mr. Im pada putrid kesayangannya tersebut.

“aisshh.. aku tak tau appa.”

“yasudah Yoong, ini sudah malam,kau istirahat saja dulu. Semoga cepat sembuh chagi.” Mrs. Im mencium kening Yoona.

“ne, eomma.” Yoona membaringkan tubuhnya dan membenarkan letak selimutnya.

“eng, mianhae. Ahjumma, ahjussi, bisa kita bicara sebentar?” Tanya Sooyoung pada Mr. dan Mrs. Im.

“ne, soo-ah. Mari kita bicara di luar.” Mrs. Im menggandeng tangan Sooyoung. Mereka bertiga meninggalkan Yoona yang tengah tidur sendirian di dalam kamar.

**

“ada apa Soo?” Mrs. Im membuka pembicaraan.

“Yoona, dia menderita amnesia selective.”

“mwo?” Mr. Im membulatkan mulutnya.

“ne, ahjussi. Yoona hanya lupa pada Lee Donghae.” Jelas Sooyoung.

“Lee Donghae. Namja yang menjadi atasan Yoona itu?” Imbuh Mr. Im.

“ne, ahjussi.”

“bagaimana mungkin? Padahal aku akan menjodohkan mereka. Lee Donghae adalah putra tunggal sahabatku.”

“mwo? Yoo..yoona di jodohkan dengan Donghae?” ucap Sooyoung terbata – bata.

“ne, Soo-ah. Ini sudah di rencanakan sejak mereka masih kecil.”

“aigoo~ sebelum Yoona mengalami kecelakaan, dia sangat – sangat mencintai Lee Donghae. Tetapi Donghae tak pernah meresponnya sama sekali.” Kata Sooyoung.

“jinjjayo?” kaget Mrs. Im.

“ne, ahjumma. Yoona sudah memendam perasaan pada Donghae selama 5 tahun. Tapi Donghae tak pernah memperdulikan Yoona. Bahkan bisa di bilang Donghae sangat membenci kehadiran Yoona. Tetapi semenjak Yoona menjadi sekretaris pribadinya, Donghae sudah mulai bisa menerima kehadiran Yoona di hidupnya. Donghae sangat terpukul saat mengetahui bahwa Yoona sudah lupa padanya karena kecelakaan itu. Donghae juga sangat merasa bersalah atas peristiwa kecelakaan yang di alaminya bersama Yoona.” Cerita Sooyoung panjang lebar.

“eum.. aku pasti bisa menyatukan mereka.” Ujar Mr. Im.

**

Di bawah pohon maple duduklah seorang namja berparas tampan. Tetapi wajahnya sangat kusut. Seperti orang yang sudah kehilangan semangat untuk hidup. Butir – butir airmata jatuh satu per satu membasahi mukanya. Menunjukkan betapa malangnya namja itu. Memikul beban berat sendiri. Tiba – tiba dating seorang yeoja berambut coklat di atas bahu menghampiri namja yang tengah bersedih itu.

“Oppa.” Sunye memeluk Donghae dari belakang.

“Ne? issh, jangan merangkulku seperti ini.” Donghae melepaskan pelukan Sunye.

“mian. Oppa, kau menangis?”

“ani. Hanya kelilipan.” Elak Donghae.

“jangan bohong oppa, aku tau kau sedang menangis. Apa yang terjadi oppa? Katakana padaku.” Paksa Sunye.

“aniyo. Tidak ada apa – apa.”

“oppa, kau pasti masih memikirkan Yeoja pabo itu? Bukankah seharusnya kau senang karna sekarang dia menderita karena kecelakaan yang kau alami dengannya tempo hari yang lalu.”

“ANDWAE!! JANGAN SEBUT DIA DENGAN YEOJA PABO! DIA PUNYA NAMA, IM YOONA. DIA BERNAMA YOONA!!!” Bentak Donghae pada Sunye. Wajah Donghae semakin memerah, amarahnya memuncak.

“oppa, mengapa kau membentakku?apa yang ada di fikiranmu oppa?” Sunye mulai menangis.

“kau tau! Dia sudah lupa padaku. Dia amnesia hanya padaku. Ini semua salahku. Aku baru sadar, ternyata aku mencintainya. Aku sangat mencintai Yoona.” Tangisan Donghae pecah.

“Oppa!  Pernahkah kau melihatku? Aku mencintaimu oppa. Jeongmal saranghae!!” teriak Sunye.

“mwo? Kau mencintaiku? Andwae! Tidak mungkin Sunye-ah!!” bantah Donghae.

“tapi inilah kenyataannya. Ini yang sebenarnya, aku mencintaimu oppa!”

“andwae!!”

“lupakan Yoona!! Pergilah bersamaku oppa.”

“andwaee! Aku hanya mencintai Yoona.”

“kau harus jadi milikku oppa!” Sunye memeluk Donghae lagi.

“Lepaskan! PERGI DARI SINI!!! PERGILAHH!!” Donghae memberontak.

“baik! Aku akan pergi sekarang. Tapi aku pastikan, kau akan jadi milikku oppa. Permisi!!” Sunye berlalu meninggalkan Donghae sendiri. Donghae tak mampu berkata apa – apa lagi. Lidahnya kelu untuk berbicara. Hatinya sangat sakit. Ingin rasanya ia lari dari kenyataan pahit yang menimpanya.

**

@Donghae’s Home

“Hae – ah, dari mana saja kau?” tegur Mr. Lee.

“Ada urusan dengan temanku.”

“aku tau kau bohong. Kalau ada masalah ceritakan pada appa.”

“aniyo appa. Gwenchana.”

“bagaimana keadaan Yoona? Apa dia sudah membaik?”

“ne, appa. Dia baik – baik saja.” Dusta Donghae.

“baiklah. Appa ingin bicara sebentar denganmu.”

“tentang apa, appa?”

“tentang perjodohanmu dengan putrid teman appa.”

“aishhh. Lain kali saja appa, aku pusing. Aku ingin istirahat.”

“chakkaman! Sebentar saja Hae.”

“ne.”

“kau tau siapa yeoja yang akan appa jodohkan denganmu?” Tanya Mr. Lee.

Donghae hanya menggelengkan kepalanya, member isyarat bahwa ia tak tau.

“Im Yoona. Putri tunggal keluarga Im.”

“mwo? Im Yoona sekretaris pribadiku?”

“ne, hae – ah.”

“….” Donghae membisu. Tak tau harus melakukan apa.

“sudahlah, cepat kau istirahat.” Mr. Lee menepuk pundak putra tunggalnya, Lee Donghae.

**

@Seoul International Hospital

Seorang yeoja sedang merapikan pakaiannya dan memasukkannya ke dalam tas jinjing. Hari ini dokter sudah mengizinkannya pulang, setelah sempat di rawat di rumah sakit ini selama 2 minggu. Di bantu oleh seorang temannya dia membawa 2 tas jinjing besar yang berisi pakaian dan peralatan – peralatan selama dia disini.

“Soo, kenapa appa dan eomma tidak menjemputku?” Tanya seorang yeoja bernama Yoona yang sedang merapikan isi tas nya.

“Mr. dan Mrs. Im sedang keluar kota untuk kepeluan bisnis nya.” Jawab temannya yang mulai berjalan keluar kamar sambil menjinjing tas super besar milik Yoona.

Yoona berjalan mengikuti Sooyoung dari belakang. “selalu saja bisnis, bisnis, dan bisnis. Apa mereka tak tau, bahwa aku sangat membutuhkan mereka disaat aku terjatuh seperti saat ini?” mimic wajahnya berubah sendu.

“kau tak boleh bicara seperti itu Yoongie, aku akan selalu berada di sisimu.” Ucap Sooyoung menenangkan sahabatnya itu.

“gomawo Soo, jeongmal gomawo.” Yoona memeluk Sooyoung.

“cheonma. Sudahlah kajja kita pulang. Aku juga ingin memasak sesuatu untukmu.”

“jinjja?” Kata Yoona dengan senang.

“ne.”

Mereka pergi meninggalkan rumah sakit dan menuju taksi di halaman rumah sakit yang telah mereka pesan.

**

@Yoona’s Appartemant

“kyaaaa~aku sangat merindukan apartemantku.” Yoona membaringkan tubuhnya di atas kasur berwarna biru miliknya.

“kau istirahat sebentar, aku akan memasak sesuatu untukmu.”

“ne, Sooyoungie.”

Sooyoung menuju dapur. Sementara Yoona berbaring di atas kasur sambil bermain ipad nya. Tanpa sengaja Yoona melihat foto Donghae yang terpajang apik di atas meja samping kasurnya.

“mwo? Namja ini lagi. Mengapa fotonya bisa ada disini?” batin Yoona.

Di ambilnya pigora yang berisi foto Donghae, mata Yoona menatap dalam – dalam foto itu. “seperti ada sesuatu. Aku tidak mengenalnya, bahkan mungkin aku membencinya, tetapi mengapa hatiku bekata lain?” batin Yoona bertanya – Tanya.

Yoona membuka laci mejanya, ia mengambil sebuah buku diary berwarna merah maron yang berhias pita di cover depannya. Di buka nya perlahan – lahan buku itu. Halaman pertama berisi biografi dirinya dan terdapat satu foto tertempel di sampingnya.

Di halaman berikutnya berisi tulisan tangan dengan huruf Hangeul  yang rapi. Kisah – kisah hidup yang di alaminya ia tulis di lembaran – lembaran buku diary itu. Halaman berikutnya lagi tertempel fotonya saat bersama Sooyoung.

Bibir Yoona membentuk sebuah senyuman saat memandang fotonya bersama Sooyoung. Tangannya membuka lagi lembaran demi lembaran. Di temukannya foto Donghae.

Di bawah foto itu terdapat tulisan bertinta merah

“SARANGHAE LEE DONGHAE!!!”

“Mengapa harus namja ini lagi? Dan apa maksud tulisan SARANGHAE LEE DONGHAE?” Yoona berbicara sendiri. Tiba- tiba rasa nyeri muncul di kepalanya. Bruk.. buku diary merah maron itu jatuh. Kedua tangan Yoona memegang kepalanya, berharap rasa nyeri itu hilang. Perlahan Yoona membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu memejamkan matanya.

15 menit kemudian.. tokk..tokk.. “Yoona, masakannya sudah matang Yoong, palli keluar.” Teriak Sooyoung. Serentak Yoona membuka matanya. Ia bangun dan segera menuju ruang makan. Nampaknya rasa nyeri itu sudah hilang.

**

Pagi yang cerah, burung – burung sedang asyik berterbangan sambil bersiul di langit biru. Cuaca yang dingin dan sedikit ber-angin, menunjukkan bahwa sekarang sudah memasuki musim gugur.

Drrttt..drrttt..drrttt.. dering handphone membuyarkan lamunan Yoona. Jari lentiknya menekan keypad berwarna hijau yang berfungsi untuk menerima telfon.

“yeobseyo.” Suara Mr. Im dari seberang telepon.

“yeobseyo appa. Wae?” jawab Yoona.

“jangan lupa, nanti malam kita akan bertemu dengan keluar Lee. Pakai pakaian yang rapi dan dandan yang cantik. Jam 7 appa dan eomma akan menjemputmu di apartemant, arra?”

“mwo? Aa..arraseo.” jawab Yoona dengan gugup.

“baiklah. Sampai jumpa nanti malam Yoong.”

“ne, appa.”

Yoona kembali duduk di tepi ranjang tidurnya. Tangan kanannya menopang dagu, matanya terpejam. Ia tak habis fikir, mengapa appa nya selalu memaksakan kehendak. Tetapi mau tak mau Ia harus menurut. Baru saja kondisinya agak pulih. Tetapi sudahlah, jalani saja. Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.

“Yoong..”

Kepala Yoona yang semula menunduk menjadi mendongak, meresapi suara yang menggema di luar kamarnya. Ternyata itu suara Sooyoung yang tengah memanggilnya. Entah mengapa, semenjak kecelakaan tempo hari, Yoona merasa aneh pada dirinya sendiri, ia sulit mencerna setiap perkataan atau perlakuan sesorang. Ia enggan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai masalah fisiknya saat ini. Mungkin ini hanya sesaat, lambat laun pasti akan kembali seperti semula.

“Im Yoona. Ppali keluar!!” teriak Sooyoung lagi dengan nada yang lebih tinggi. Karna Sooyoung mengira Yoona tak mendengarkan panggilannya tadi.

Tanpa menjawab Panggilan Sooyoung, Yoona beranjak berdiri dari persinggahan nya dan berjalan dengan langkah setengah gontai karna malas menuju pintu kamar yang menghubungkan langsung dengan ruang tengah sekaligus ruang istirahat. Ya. Di apartemant inilah sekarang  Yoona tinggal sendiri. Karena Yoona mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu, akhirnya Sooyoung tinggal disini menemani Yoona, ini semua atas permintaan orangtua Yoona.

Klek.. tangan indah Yoona memegang gagang pintu dan membukanya. Berdiri Sooyoung di depan pintu kamar Yoona sambil melipat kedua tangannya. Yoona mengernyitkan dahinya, meng-isyaratkan bahwa Ia tak mengerti maksud Sooyoung, karna Sooyoung hanya diam dan matanya menatap Yoona lurus.

Beberapa detik hanya hening di antara mereka. Tenggelam dalam pikiran masing – masing. Yoona, Ia sedang mencerna perlakuan Sooyoung. Dan Sooyoung,  entahlah apa yang Ia fikirkan, sedari tadi hanya memandangi Yoona.

“ckkk..” decak Yoona, membuyarkan keheningan di antara mereka.

“ehm.. mian Yoong. Apa kau belum mandi?” Tanya Sooyoung dengan hati – hati.

“ah, belum. Aku baru saja bangun. Dan appa menelfonku. Wae Soo?” ucap Yoona dengan santai.

“ne? kalau begitu cepat kau mandi, setelah itu kita sarapan.” Perintah Sooyoung, Ia tak mau berlama-lama, mungkin karna Ia lelah sedari tadi berdiri sambil memandangi Yoona.

“memang sebelum sarapan itu harus mandi dulu ya? Aku tak mau. Aku ingin sarapan sekarang.” Elak Yoona dengan nada manja, bibirnya mengerucut entah berapa centimeter.

“aish! Setelah sarapan kau harus ikut aku ke apgujong. Ppali!!” frustasi Sooyoung.

“mwo?” bibir Yoona yang semula mengerucut kini berganti menjadi sebuah bentuk O.

“Ya! Yoona, apa kau tak mendengarku? Cepat kau mandi, lalu kita sarapan, setelah itu kau ikut aku ke apgujong. Arasso?” jawab Sooyoung sambil menahan amarah karena ulah sahabatnya yang keras kepala dan seperti anak kecil ini.

Belum sempat Yoona menjawab, Sooyoung memutar tubuh Yoona searah jarum jam dan mendorongnya pelan menuju kamar mandi. Persis seperti seorang ibu yang memaksa anaknya yang keras kepala untuk segera mandi.

**

Yoona keluar dari kamar mandi hanya memakai sehelai handuk untuk menutupi tubuhnya dan handuk satunya lagi dipakai untuk mengeringkan rambut panjangnya. Tangannya membuka pintu lemari untuk mengambil baju yang akan Ia kenakan. Ia mengambil dress berwarna biru laut berenda putih dengan panjang di atas lutut dan lengan sebahu, kemudian Yoona mengganti handuknya dengan mini dress cantik itu untuk menutupi tubuhnya. Yoona beralih menarik sedikit kursi meja rias agar bias Ia duduki. Di ambilnya sebuah alat pengering rambut berwarna hitam, pelan – pelan Ia mengarahkan alat pengering rambut itu ke seluruh bagian rambutnya. Memoleskan sedikit bedak pada wajah cantiknya. Dan menyisir rambutnya kembali agar terlihat rapi.

Yoona terus memandangi gambar dirinya di depan cermin. Tak tau apa yang ada di fikirannya. Sebenarnya Ia masih memikirkan namja bernama Lee Donghae itu. belum lagi nanti malam keluarganya akan bertemu dengan keluarga Lee. Dan sekarang tiba – tiba Sooyoung mengajaknya ke apgujong tanpa alasan yang pasti. Ada apa ini, apa yang terjadi? Batin Yoona dalam hati.

**

Setelah selesai sarapan, Yoona dan Sooyoung berangkat menuju kawasan apgujong. Hanya perlu waktu 45 menit untuk sampai tempat itu. Sooyoung memarkirkan mobilnya di area parker pusat perbelanjaan apgujong.

Akhirnya pertanyaan Yoona terjawab sudah. Ternyata Sooyoung mengajaknya untuk berbelanja. Memang sudah lama Sooyoung dan Yoona tak berbelanja ataupun jalan – jalan bersama seperti ini.

Sooyoung dan Yoona memasuki sebuah toko yang menjual berbagai macam pakaian, ini adalah toko ke sepuluh yang mereka masuki sekarang. Sedari tadi mereka berpetualang mencari pakaian yang ‘pas’ untuk mereka, tetapi tak ada satupun baju yang menarik perhatian mereka.

Dan akhirnya, di toko ke 15 ini Sooyoung dan Yoona menemukan baju – baju yang mereka inginkan.

“Yoong, ini cocok untukmu, pakailah untuk acara nanti malam.” Ujar Sooyoung sembari mengambil gaun berwarna coklat yang berhiaskan ikat pita di bagian pinggang. Sooyoung menempelkan gaun itu pada tubuh Yoona, memastikan bahwa gaun itu ‘pas’ di pakai Yoona.

“mwo? Acara nanti malam?” Tanya Yoona dengan nada bingung. Bukan bingung karena Yoona tak ingat acara nanti malam, tetapi Ia bingung, darimana Sooyoung tau bahwa nanti malam Ia dan keluarganya akan bertemu dengan keluarga Lee.

“eng. Aku sudah tau bahwa nanti malam Im ajhussi, Im ahjumma, dan Kau akan bertemu dengan keluarga Lee. Dan Ahjumma meminta tolong padaku untuk menemanimu membeli semua keperluanmu untuk acara nanti malam.” Jelas Sooyoung panjang lebar. Tangannya masih memegang gaun coklat yang Ia pilihkan untuk Yoona tadi.

“aishh. Mengapa kau tak bilang padaku Soo.” Protes Yoona.

“mian Yoong.” Sesal Sooyoung.

“gwenchana. Kajja.” Yoona mengambil alih gaun yang dipegang Sooyoung tadi dan mencobanya di fitting room. Tak berselang lama Yoona keluar dari fitting room dengan mengenakan gaun tadi, Yoona tersenyum pada Sooyoung, mengisyaratkan pada Sooyoung cocokkah-ini-untukku?

“neomu yeoppo.” Nampaknya Sooyoung sudah tau apa yang di maksud oleh Yoona.

“jinjja?” Yoona menunduk melihat seluruh bagian tubuhnya yang telah di balut dengan gaun coklat manis pilihan Sooyoung. Lalu tersenyum kepada Sooyoung.

“ne, kau terlihat sangat cantik mengenakan gaun itu Yoong.” Ujar Sooyoung *Yoong eonnie mah di pake’in apa aja ya tetep cantik, bininya abang ikan gitu*

“yasudah. Aku ganti pakaian dulu.” Yoona melenggang masuk ke fitting room.

**

Rasa lelah sekaligus lapar memaksa mereka untuk melangkahkan kakinya memasuki sebuah foodcourt yang terletak di lantai 5 mall ini. Yoona dan Sooyoung memilih untuk duduk di meja yang terdapat 2 kursi di samping jendela kaca tembus pandang. Sehingga mereka bisa melihat langsung pemandangan kota seoul.

Yoona memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Yoona dan Sooyoung bercengkrama menceritakan pengalaman – pengalaman yang terjadi pada diri mereka sembari menunggu pesanan datang. Saat mereka sedang menunggu pesanan datang, tiba – tiba datang seorang yeoja berambut sebahu, memakai hoodie biru tua dan celana jeans biru panjang. Matanya di tutupi oleh sebuah kacamata capung berwarna coklat, sehingga Yoona susah mengenali yeoja itu. dengan santai sang yeoja misterius itu melepas kacamata capungnya dan tersenyum pada 2 yeoja yang duduk berhadapan memandangi sang yeoja dengan tatapan aneh dan bingung.

“annyeong” Sapa sang yeoja misterius itu kepada Yoona dan Sooyoung.

Yoona masih diam terpaku, pikirannya entah kemana. Ia tak mampu membalas sapaan yeoja misterius itu. sedangkan Sooyoung, Ia beralih menatap Yoona.

Dan sekali lagi yeoja misterius itu tersenyum, kali ini bukan tersenyum ramah seperti tadi, melainkan senyuman licik. Matanya tersirat kebencian pada diri Yoona. Sooyoung mulai merasa ada aura panas diantara mereka.

“Nona Im. Aku hanya mengingatkanmu. Jauhi dia, jauhi Lee Donghae. Dia hanya milikku!” seru yeoja misterius itu dengan datar, tetapi kata – kata itu cukup membuat Sooyoung dan Yoona kaget.

“mwo? Apa maksudmu?” Yoona berdiri dari duduknya. Menyeimbangi yeoja misterius itu.

“hah? Kau tak usah pura – pura Nona Im. Kau mencoba merebut Donghae dariku? Tidak akan bisa! Tidak akan pernah bisa! Karena Donghae hanya milikku!” sentak yeoja misterius.

“apa – apaan kau!! Apa kau tak punya sopan santun hah? Dan kau siapa? Aku tak mengenalmu. Jangan kau ganggu sahabatku!” kali ini Sooyoung yang ambil alih. Emosinya sudah tak bias di tahan lagi. Amarahnya membuncah.

“dasar perempuan jalang. Kau yeoja murahan Nona Im.” Ujar yeoja misterius itu lagi.

Braakkkk….

 -To Be Continued-

gimana readers? masih kurang panjang kah ?

sekali lagi mianhae ya atas keterlambatan post nya.. mianhae kalo ff ini kurang memuaskan. author minta saran dan kritiknya yaa chinguuu ~ KOMENTAR SANGAT SANGAT DI BUTUHKAN. Kamsahamnida.. sampai jumpa di FF selanjutnya 🙂

Take Me To Your Heart #2


tmtyh2_

TAKE ME TO YOUR HEART

Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Min Sunye

Other Cast : Choi Sooyoung and others

Genre : sad, angst, romance

Word Count : 2,300 +

Note :

Annyeong *lambai lambai dari atas namsan tower

huwwaaaa -,- akhirnyaa jadi juga part 2 nya, sebenernya part 2 ini udah lama jadi, tetapi karena ada ALASAN TERTENTU jadi author ga publish dulu #di gepuk readerss. kkkk~ author abis UN tgl 23-26 april kemareen, jadi baru bisa publish skrg dehh 😀 mian yaah readerss :p mian juga kalomasih banyak TYPO. sudahlah gausah banyak cincong. langsung dibaca yaa.. TINGGALKAN KOMENTARR ATAU LIKE !!!!

Happy Reading..

———————————–

Yoona POV

 @Lee Company

Kutarik nafasku dalam-dalam, lalu ku hembuskan perlahan. Aku berjalan memasuki gedung Lee Company. Seperti biasa, kedua orang satpam di depan pintu lobby utama menyapaku, ku balas sapaannya dan tersenyum. Tanpa pikir panjang aku menuju ruanganku yang sudah di tunjukkan oleh sekretaris Lee Dong Gun, dia bernama Kwon Yuri. Tok..tok…tok… aku mengetuk pintu ruangan kerja atasanku. Jujur saja sampai saat ini aku belum tau siapa atasanku, memang dia putra pertama Lee Dong gun ahjusshi. Tapi aku belum pernah bertemu dengannya.

“masuk.”

perlahan aku membuka pintu, dan…

betapa terkejutnya aku. Ternyata atasanku adalah Lee Donghae. Lee Donghae adalah putra pertama dari Lee Dong Gun ahjussi. Ya Tuhan.. ini seperti mimpi.

“Selamat Pagi Yoona-ssi.” Donghae menyapaku dan di iringi dengan senyuman. Sudah lama aku tak menatap senyuman indah itu.

“Selamat Pagi Donghae-ssi, eh maksudku Donghae nim.”

“mulai hari ini kau sudah menjadi sekretarisku Yoona-ssi.kau harus bekerja dengan baik.”

“ne Donghae nim.”

“kau bantu aku menangani berkas-berkas ini. Kita harus selesai sebelum jam makan siang. Arraseo?”

“ne, arra.”

Tunggu, dia bilang “kita”? apa mungkin… ah Yoona babo! Tak usah berharap lebih padanya.seperti ini saja sudah cukup, aku sangat bahagia. Aku memukul pelan kepalaku sendiri,menyadarkanku dari mimpi – mimpiku.

“Mengapa kau memukul kepalamu?”

“eng, ani. Bukan apa-apa. Tak usah di fikirkan.”

“ne. sekarang kau ikut aku.”

“ne.”

**

Lelah sekali, tapi tak masalah, ini baru permulaan. Sekarang jam makan siang, aku ingin istirahat sejenak.

“Yoona-ssi.”“ne?”
“maukah kau ikut makan siang bersamaku?” seorang Donghae mengajakku makan siang bersama? Sungguh aku tak percaya.

“mwo?”

“makan siang, kau mau? Aku tak memaksamu apabila kau keberatan.”

“ne, aku mau.”

@Cafétaria

“mian Donghae nim, apa kita hanya berdua saja?”

“tak usah memanggilku se-formal itu apabila di luar kantor. Cukup memanggilku dengan sebutan oppa.”

“eh, ne oppa”

“ada satu yeoja lagi yang akan bergabung bersama kita.”

“nugu?”

“dia sahabat lamaku. Dia baru pulang dari California.”

Ku kira hanya aku dan Donghae oppa saja. Ternyata ada yeoja lain. Pupus semua kebahagiaanku.

“lalu mengapa oppa mengajakku? Bukankah aku akan mengganggu oppa dan dia?”

Belum sempat Donghae oppa menjawab. Datanglah seorang yeoja yang memakai kacamata hitam, dress bermotif  bunga krisan dan model rambut dikuncir kuda.

“annyeong.”

“annyeong, min sunye.”

Tanpa di suruh yeoja itu duduk di sampingku dan berhadapan dengan Donghae oppa.

“Yoona, kenalkan. Dia sahabat lamaku.”

Yeoja itu mengulurkan tangannya, ku sambut dengan tanganku. “Min Sunye imnida.” Ucapnya. “Im Yoona imnida.” Balasku.

“nama yang cantik, seperti wajahmu.” Pujinya.

“eh, tak usah berlebihan Sunye-ssi.”

“Oppa, bagaimana kabarmu?” Tanya Sunye pada Donghae oppa.

“ya seperti inilah. Kau sendiri?”

“aku baik – baik saja Oppa. Aku sangat senang bisa bertemu lagi denganmu. Jeongmal bogoshipo Oppa.”

“Naddo Sunye-ah.” Donghae oppa hanya tersenyum pada Sunye.

Aku seperti orang bodoh disini, menyaksikan kemesraan mereka berdua.

“sudahlah. Lebih baik kita makan sekarang.” Donghae oppa angkat bicara.

“ne” jawabku dan Sunye bersamaan.

Hening.. yang terdengar hanya suara sendok dan garpu yang sedang beradu. Ku lirik Donghae oppa sekilas, Dia tampak menikmati makanannya. Sunye, dia selalu menatap Donghae oppa. Apa mungkin Sunye menyukai Donghae oppa? Hmm…

**

Aku mengambil handphone di dalam tasku. Ku pencet tombol 4 di keypad nya. Panggilan cepat ke nomor Sooyoung.

“yeobseyo Yoong.”

“yeobseyo Soo.”

“ada apa Yoong?”

“besok hari minggu, apa kau ada waktu luang?”

“ani, wae?”

“kau mau kan temani aku jalan-jalan?”

“ne.”

“okay! Besok aku menjemputmu jam 9 pagi.”

“ne Yoongie.”

Sambungan telpon terputus.

Ku lirik jam tangan coklat klasik pemberian eomma di hari ulang tahunku yang terpasang apik di pergelangan tangan kiriku. Pukul 9, sudah saatnya aku pulang.

“Donghae nim, eh maksudku Donghae oppa, aku permisi pulang. Sudah malam.”

“kau bawa kendaraan pribadi?”

“ani. Aku naik taxi.”

“ah kebetulan. Bagaimana kalau kuantar? Rumah kita kan berdekatan?”

“tak usah, aku merepotkanmu.”

“gwenchana. Ayolah.”

“ne baiklah.”

Beribu petanyaan muncul di kepalaku. Ada apa sebenarnya dengan Donghae oppa? Mengapa tiba-tiba sikapnya berubah seperti ini? Tapi bukankah seharusnya aku senang. Yasudahlah, mungkin ini awal dari semuanya.

“gomawo oppa.”

“cheon. Mulai besok setiap kau berangkat dan pulang kerja aku yang akan mengantarmu.”

“mwo?”

“tak ada alasan untuk menolak. Aku pulang, sweet dream.”

Belum sempat aku menjawab, mobil Donghae oppa sudah menghilang dari hadapanku. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Donghae oppa begitu peduli padaku? Aku lelah seharian bekerja. Lebih baik aku istirahat sekarang, ini sudah larut malam.

**

Suara jam weker membangunkanku dari tidurku. Aku beranjak dari kasur dan mengambil handuk, hari ini aku ada janji dengan Sooyoung.

Aku akan menghabiskan waktu satu hari ini dengan Sooyoung, dan memakai mobil baru pemberian appa tentunya.

Aku mengambil handphone dan mengetik pesan singkat untuk Sooyoung.

To : Sooyoungie

 Hey Miss Shikshin, palli keluar! Aku sudah di depan rumahmu.

 Pintu rumah Sooyoung terbuka, Nampak Sooyoung keluar dari rumah itu, lalu Ia menutup kembali pintunya. Kaki jenjangnya berlari kecil ke arahku.

“aiishhh. Miss shikshin lama sekaliii!!!!” gerutuku.

“mian Deer. Ada sedikit kesalahan teknis.” Canda Sooyoung.

“baiklah cepat masuk.”

“ne.”

ku jalankan mobil dengan kecepatan sedang, karna jalanan Seoul cukup padat.

“kita mau kemana Yoong?”

“aku kan sudah janji akan mentraktirmu makan.”

“eh iyaa.. aku saja hamper lupa Yoong. Nanti aku akan makan sepuasnya.”

“dasar shikshin. Hahaha”

“diam kau!!”

“miss shikshin kenapa jadi pemarah begini?”

“aisshh.. sudahlah Yoong. berhenti menggodaku.”

“ne, ne mian. Kkk” aku tertawa melihat ekspresi muka Sooyoung.

“bagaimana tempat kerjamu? Nyaman? Tak ada masalah kan saat pertama masuk kerja?”

“ani. Tapi ada satu hal yangmembuatku kaget dan bingung.”

“apa itu?”

“atasanku adalah Lee Donghae, dan aku menjadi sekretaris pribadi Donghae.”

“mwo?”

“parahnya lagi. Sikapnya yang dulu dingin, sekarang jadi berubah. Dia memaksaku untuk berangkat dan pulang kerja bersama dia.”

“wwaahh.. bukankah ini kemajuan?”

Pletaakk.. sebuah jitakan singkat meluncur dengan sukses di dahi Sooyoung.

“auuuww..” sooyoung meringis kesakitan.

“aku sedang bingung Soo, seharusnya kau membantuku. Mengapa kau malah menjawab seperti itu?”

“wae? Bukankah ini yang selama ini kau inginkan? Selalu dekat dengan Donghae.”

“ne, tapi yang aku pikirkan sekarang, mengapa secepat ini dia berubah.”

“kau benar juga, Yoong.” Pandangan Sooyoung beralih ke depan.

@Café

“silahkan, mau pesan apa?” ucap pelayan itu seraya memberikan buku menu kepadaku dan Sooyoung.

“aku mau bibimbap, galbi, naengmyeon.” Jawab Sooyoung.

“omo~ kau gila Soo, makan sebanyak itu.” Protesku pada Sooyoung. Sang pelayan menahan tawa melihat aku dan Sooyoung berdebat.

“sstt..diam kau Yoong.”

“ne, ne. emhh, aku mau fried rice kimchi dan burger kimchi saja.”

“baik agasshi, pesanan akan segera datang.”

“ne”

“Ini pesanan anda. Selamat menikmati.” Ucap sang pelayan.

“ne, kamsahamnida”

**

Puas setelah menghabiskan waktu 1 hari bersama Sooyoung, mencurahkan semua isi hatiku. Ku hentakkan tubuhku di atas ranjang. Pikiranku menerawang jauh entah kemana. Tak beberapa lama mataku mulai tertutup.

“Yoong, kemarilah!” suara lembut seorang namja berhasil menembus telingaku. Sepertinya suara itu tak asing lagi bagiku. Suara itu milik Donghae oppa, benar. Aku berjalan perlahan menuju asal suara itu. Pemandangan di depanku, sungguh indah. Sebuah lahan luas dengan hamparan bunga matahari. Ratusan, ah bukan, mungkin ribuan bunga matahari tumbuh nan indah disana.

“ini sungguh indah.” Kataku dengan takjub.

“bagaimana? Apa kau suka?” tanya Donghae sembari menatapku.

“aku sangat suka oppa.”

“syukurlah.. aku ingin mengatakan sesuatu padamu Yoong.”

“apa itu, oppa?”

Donghae oppa memegang kedua tanganku, matanya menatapku dalam-dalam. “Im Yoona, maukah kau menjadi yeojachingu-ku?”

DEG. Jantungku melompat-lompat, seakan-akan ingin keluar dari tempatnya.

“mwo?”

“ne, kau mau?”

“aku mau oppa.” Mataku mulai berkaca-kaca, bukan karena sedih, sebaliknya. Aku merasa sangat bahagia saat ini.

Donghae oppa memelukku. “saranghae Yoong.”

“naddo saranghae oppa.”

KRIIINGGGG……

Sllaappp. Aku membuka mataku, ternyata itu semua hanya mimpi. Aku tau ini bukan pertama kalinya aku mimpi Donghae oppa menyatakan cinta padaku, tetapi mimpi yang ini rasanya seperti nyata, benar-benar seperti nyata.

**

“Yoong, palli. Ada seorang namja menjemputmu. Dia sedang menunggumu di luar.” Eomma berteriak dari luar kamar.

“ne eomma.”

“oppa, mian lama.”

“tak apa Yoong. Kajja kita berangkat.”

“ne oppa.”

**

Sesaat setelah aku sampai di depan gedung Lee company. Donghae oppa menggandeng tanganku. Semua orang yang berada dalam gedung menatap aku dan Donghae oppa. Beberapa di antara karyawan yeoja ada yang berbisik-bisik. Mungkin mereka sedang membicarakan aku dan Donghae oppa. Sudahlah aku tak peduli.

Setelah beberapa jam bergelut dengan pekerjaanku, aku memutuskan untuk istirahat sebentar. Ini memang sudah jam makan siang. Tanpa pamit pada Donghae oppa akumeninggalkan ruanganku, karena perutku sudah tak bisa di ajak kompromi. Sekilas aku melihat ada Sunye masuk ke ruangan Donghae oppa, mau apa dia menemui Donghae oppa? Ah sudahlah, tak baik berburuk sangka pada mereka. Aku berlari kecil menuju cafétaria yang berada di lantai 2 gedung Lee company.

 Ada berkas yang harus di tanda tangani oleh Donghae oppa. Aku mengambil map berwarna hijau tua di atas mejaku dan berjalan kecil menuju ruangan Donghae oppa. Belum sempat aku mengetuk pintu, aku mendengar suara tawa seorang yeoja dari dalam ruangan Donghae oppa. Tanpa sengaja aku mendengar percakapan mereka.

“hahaha. Oppa, aku dengar berita dari beberapa karyawan disini bahwa kau dan Yoona sekarang menjadi sangat dekat. Apa itu benar?

“benar Sunye, bahkan sekarang aku menjadi pengantar jemputnya.”

“mwo?”

“ne.”

“apa kau gila oppa? Baboya!”

“mwo? Kau mengataiku babo?”

“benar kan oppa?”

“ah ani! Kau tau, aku mendekati Yoona hanya untuk memanfaatkannya, ahlebih tepat mempermainkannya.”

“maksud oppa?”

“ya! Aku hanya memanfaatkannya. Dia yeoja babo! Dia menyukaiku sejak SMA. Tapi aku tak pernah menanggapinya.”

“omo! Kau benar-benar sudah gila oppa.”

“terserah kau saja sunye!”

 Tess.. airmata-ku mulai berjatuhan satu persatu. Entah sejak kapan aku menangis, yang aku rasakan hanya sakit, perih. Dadaku sangat sesak mendengar perkataan mereka. Ya Tuhan.. rasanya aku ingin lari dari kenyataan ini. Segera ku hapus airmataku dan mengetuk pintu ruangan kerja Donghae oppa. Tok..tok..tok.

“masuk.”

“mian Donghae nim, ada berkas yang harus anda tanda tangani.”

“eh, Yoona. Ne.” sambut Donghae oppa.

“Yoona, apa kabar?” Sapa Sunye padaku.

“Sunye-ssi, seperti yang kau lihat. Eh mian aku harus segera keluar. Ada urusan lain yang harus aku selesaikan.”

“mengapa buru – buru?” tanya Sunye.

“mianhae, aku tak punya banyak waktu. annyeong.” pamitku

“ne, annyeong.” Jawab Donghae dan Sunye bersamaan.

Aku sudah tak tahan melihat mereka berdua. Aku keluar dari rungan Donghae oppa, ku kemasi semua barang-barangku dan aku berlari meninggalkan gedung Lee company. Entah kemana tujuanku. Aku berlari dan terus berlari, airmataku tak henti-hentinya mengalir deras dari pelupuk mataku. Tak peduli orang menganggapku gila atau apa.

Aku duduk di salah satu bangku tepi sungai han. Aku berteriak sekencang-kencangnya. “Lee Donghae!! Kau namja paling jahat yang pernah aku temui. Mengapa kau tega melakukan ini padaku? Kau tau,aku sangat tulus mencintaimu. Tapi apakah ini balasanmu? Brengsek kau!!hiks..hikss..hikss.”

“Yoona. Mianhae.” Aku tersentak kaget saat mendengar suara itu. Itu seperti suara Donghae oppa. Tapi apakah mungkin. Tidak mungkin Donghae oppa berada disini sekarang. Mungkin aku hanya berhalusinasi.

“Yoong, mianhae.” Suara itu muncul lagi. Aku membalikkan badanku, mencari asal suara itu. DEG! Apa ini mimpi. Donghae oppa berada di depanku sekarang. Tapi… penampilannya lusuh, acak-acakan. Aku mendekatinya, bau soju sangat menyengat. “oppa,mengapa bias ada disini?”

“kajja, ku antar kau pulang. Ini sudah malam.” Dengan setengah sadar Donghae oppa menarik tanganku dengan kasar. Aku tak bisa memberontak, entah apa yang ada dalam fikiranku. Rasanya lidahku sangat kaku untuk berbicara.

Donghae oppa menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. “oppa! Hati-hati.”. tapi dia tak menghiraukanku. “oppa! Aku takut. Pelan-pelan oppa! Jangan gila!!!” tak ada respon lagi. Donghae oppa menambah kecepatannya. “oppa awaaassssssss!!!!!!!!”

Bruuaaakkkkkk………….

End POV

**

Author POV

 Donghae membuka matanya. Ia melihat seisi ruangan. Bau obat-obatan sangat menyengat. Terdapat sebuah selang infuse di punggung tangan kirinya. Sebuah perban putih juga menempel rapi di dahinya. Perlahan – lahan ia mulai bangun, ia teringat sesuatu, terakhir sebelum ia berada disini, ia mengantar Yoona pulang, dan semuanya menjadi gelap. Dengan kasar ia mencabut selang infuse yang menempelpada tangnnya. Dia berjalan pelan menuju sebuah pintu yang berada tak jauh dari ranjang yang dia tempati semula. “dimana Yoona?” suara nya parau, dia bertanya sendiri tanpa ada yang menjawab. Di bukanya pintu berwarna putih itu, lalu di tutupnya kembali. Dia mencari keberadaan Yoona. Langkahnya terhenti saat dia mendengar suara percakapan beberapa orang dari dalam ruang ICU, mereka seperti menyebut-nyebut nama Yoona. Karena penasaran, Donghae menguping pembicaraan mereka.

“mian agasshi, Yoona-ssi sedang dalam keadaan koma.” Kata seorang dokter dengan lembut dan berwibawa.

“tidak mungkin, dokter.” Suara seorang yeoja sedikit membentak, terdengar dari suaranya, sepertinya dia sedang menangis.

“mian, kami dari pihak rumah sakit sudah berusaha maksimal. Semoga Yoona-ssi bias segera sadar.”

“tapi, apakah membutuhkan waktu yang lama, dokter?

“saya belum bias memastikan, tunggu perkembangan berikutnya saja. Benturan di kepala nya sangat keras. Sulit untuk bias memastikan.”

“tolong selamatkan Yoona, dokter. Tolong.”

“ne. berdoa-lah agasshi. Saya permisi dulu.”

 End POV

 *

 Donghae POV

Dadaku sesak, susah sekali untuk bernafas. Tanpa perintah, airmata-ku mengalir deras membanjiri seluruh mukaku. Ini semua salahku, aku yang menyebabkan Yoona koma. Seandainya saja malam itu aku tak memaksa Yoona ikut denganku, pasti semuanya tak akan seperti ini.

Klekkk… pintu ruang ICU terbuka, seorang yeoja bermata sembab keluar. Tunggu! Bukankah itu Sooyoung?

“Lee Donghae! Mau apa kau kesini? Mau menyakiti Yoona lagi? apa kau belum puas hah?” bentak Sooyoung padaku. Muka nya memerah. Sepertinya dia sangat marah padaku.

“ehh, aku hanya ingin melihatkeadaan Yoona. Izinkan aku masuk. Aku mohon.”

“JANGAN SAKITI YOONA LAGI!!!!” teriaknya. Kali ini dia menangis lagi.aku bingung, entah apa yang harus aku lakukan. Aku merasa hanya seperti pengecut.

Tak ku hiraukan Sooyoung. Yang ada di pikiranku hanya Yoona. Tanpa izin aku membuka daun pintu. Ruangan serba putih, sebuah kanvas kosong tertata apik di atas meja kecil di samping ranjang. Ranjang itu menghadap ke arah barat. Di atas ranjang, sedang tertidur seorang yeoja, itu Yoona. Terdapat seikat perban melilit kepalanya bagian atas. Tak ketinggalan, selang infuse juga terpasang pada tangan kanannya.

Ku tarik kursi kecil yang berada di sisi kiri ranjang, agar aku bias leluasa duduk di kursi itu. Ku pegang tangan lembut Yoona.

“Yoong, mianhae.” Aku mulai menangis. Ada apa denganku. Mengapa aku sangat sedih melihatnya seperti ini, sungguh aku takut kehilangannya. Aku tak mau dia pergi meninggalkanku. Apa mungkin aku mulai jatuh cinta padanya? DEG!!     Jantungku menari – nari di tempatnya.

“Yoong, bangunlah. Buka matamu Yoong.” Lagi – lagi tak ada jawaban. Hanya suara kardiograf  yang mengalun pelan. Tak henti – hentinya aku menangis.

Klekkk… seseorang membuka pintu,ternyata Sooyoung. Tak seperti tadi, dia nampaknya sudah mulai bisa menerima kehadiranku.

Yoona menggerakkan tangannya, pertanda ia telah sadar.

-To Be Continued…

gimana readerss?? masih kurang panjang yahh? masih jelekk? makin gaje yaa jalan critanyaaa? huuwaaaaa ~ mianhae, jeongmal mianhae readerss.. kasih komentar kalian yaaa,menurut kalian gimana ff ini? tolong di jawab yaaa.. KAMSAHAMNIDA 🙂

[ OneShot ] Our Love Destiny


Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Main Cast : Lee Donghae, Im Yoona

Genre : sad, Tragedy, Horror (?)

Note :

Annyeong Readers ^^

author mucul lagi nih 😀 ini ff oneshot cuma selingan aja, sambil nerusin ff take me to your heart. aduhh puyeng deh, bingung mau di gimanain tuh ceritanya. ini ff nya super geje loh readers, mian yahh.. author aja nggak tau ini ceritanya HAPPY END or SAD END ? terserah apa jawaban kalian. kalian lah yang bisa menentukan. JANGAN LUPA KOMEN OR LIKE ! WAJIB ! langsung di baca saja yaa.. mian kalo masih banyak typo 🙂

Happy Reading^^

HAPPY END or SAD END ?

**

When Love Separates Us

and destiny are the one who

brings us together again

Suara indahnya mengalun dengan lembut, menyanyikan sebuah lagu cinta romantic. Namja itu menyanyi untuk menghibur seorang yeoja yang tengah terbaring lemas di atas ranjang ruang ICU, berharap yeoja itu sadar dari tidur panjangnya dan membuka matanya untuk sang namja. Hari ini seharusnya adalah hari bahagia untuk mereka, karena hari ini adalah hari perayaan tepat 1 tahun pernikahan mereka. Tepat 1 tahun juga sang yeoja mengalami koma. Sampai detik ini pun sang yeoja masih setia menutup mata dan bermimpi pada tidur panjangnya.

“chagi-ya buka matamu. Apa kau tak lelah tidur terus?” sang namja membelai lembut  kepala sang yeoja.

“Sampai kapan kau menutup mata indahmu itu chagi? Apa kau tak ingin melihat oppa? Apa kau tak merindukan oppa?” air mata tak dapat di bendungnya lagi. Tangisannya pecah, membasahi seluruh mukanya. Mengingat semua kenangan indah saat bersama sang yeoja yang tertidur damai di depannya sekarang.

*Flashback*

Seorang yeoja berambut panjang memakai rok mini yang panjangnya se lutut berwarna putih dengan motif bunga mawar di padu dengan t-shirt kuning polos, terlihat sederhana tetapi anggun, memancarkan aura kecantikan alami nya. Yeoja cantik itu sedang bermain bersama anak – anak kecil yang berumur sekitar 4 – 5 tahun. Mereka berbaur bersama, bernyanyi, bergurau dan bercanda, bercerita, berbagi kebahagiaan. Nampaknya yeoja itu sangat menyayangi anak kecil. Dari arah barat terlihat seorang namja tampan yang sedang mengamati yeoja dan anak – anak kecil yang sedang bermain bersama di bawah pohon itu. Tunggu! Namja itu bukan seorang penjahat yang akan menculik  mereka. Tatapan sang namja berbeda. Sepertinya namja itu menyukai sang yeoja yang tengah bermain bersama anak – anak kecil itu. Karena penasaran, sang namja mendekati sang yeoja cantik itu.

“annyeong.” Sapa sang namja dengan menunjukkan senyum termanisnya.

“ne annyeong, nugu – ya?” jawab sang yeoja dengan senyum yang tak kalah manisnya dengan senyum sang namja.

Dengan mengulurkan tangannya sang namja memperkenalkan diri. “Lee Donghae imnida, panggil saja Donghae. Atau kalau kau mau panggil oppa saja.” *haeppa genit yaaa :D*

Sang yeoja membalas uluran tangan Donghae sembari tersenyum manis. “Im Yoona imnida, Yoona.”

Nama yang indah. Senyumnya sangat manis, menyejukkan hatiku. Batin Donghae. DEG!! Jantung Donghae berdetak 100 kali lebih cepat, seakan ingin keluar dari tempatnya.

“senang bertemu denganmu Im Yoona.”

“ne, senang bertemu denganmu juga, oppa.” Yoona tersenyum malu – malu. Nampaknya Yoona juga sudah mulai menyukai Donghae.

“bagaimana kalau kita duduk di bangku sebelah sana? Sambil mengobrol sedikit. Oppa ingin mengenalmu lebih jauh.” Tawar Donghae sembari jari telunjuknya menunjuk sebuah bangku kosong di bawah pohon maple. “ne, oppa.” Setuju Yoona. *waaahh..mereka langung akrab ya? #plak*

Mereka berjalan beriringan menuju bangku panjang taman berwarna coklat itu.

“kau sangat menyukai anak kecil?” Tanya Donghae membuka pembicaraan.

“ne, aku sangat suka anak kecil.” Jawab Yoona. “apa oppa juga suka anak kecil?” sambung Yoona lagi.

“sama sepertimu, oppa juga sangat menyukai anak kecil, mereka seperti malaikat.” Jelas Donghae panjang lebar.

“oppa benar, setiap aku banyak masalah atau stress, aku selalu datang ke taman ini, disini banyak sekali anak kecil. Disini aku bisa bermain dan bercanda bersama mereka, itu semua bisa sedikit membuatku tenang. Melihat mereka tertawa bahagia bagaikan mendapat ribuan emas, sangat menyenangkan.” Ungkap Yoona.

Donghae hanya tersenyum menanggapi pernyataan Yoona. Mereka saling menatap. Kedua mata mereka saling bertemu. Deg.jantung mereka saling melompat-lompat. Darah mengalir begitu cepat. Ya! Mereka saling jatuh cinta, jatuh cinta pada pandangan pertama. Terdengar konyol mungkin, baru beberapa menit bertemu, cinta sudah mulai tumbuh. Tetapi inilah kenyataan yang terjadi. Takdir yang mempertemukan mereka, dan cinta lah yang mungkin akan menyatukan mereka.

**

Hamparan awan terlukis indah di langit biru nan cerah, di tambah dengan cahaya sang surya yang menerangi bumi. Hari ini begitu sempurna. Kebahagiaan tengah menyelimuti hati 2 anak manusia yang saling mencintai. Dimana hari ini mereka akan mengucap janji setia sehidup dan semati .

Mobil sport hitam tampak memasuki halaman gereja . keluarlah seorang yeoja cantik dengan balutan gaun pengantin putih, rambut panjang yang di gerai dan di beri hiasan mahkota kecil di kepalanya, bak seorang permaisuri. Dengan di kawal appa dan eomma nya, sang yeoja berjalan menuju pintu utama gereja. Para tamu undangan yang sudah hadir di dalam gereja takjub melihat pengantin yeoja. Dengan di kawal appa nya, pengantin yeoja berjalan menuju altar. Berdiri seorang namja disana yang tengah menanti calon istrinya. Sebuah senyuman terlukis indah di sudut bibir mereka. Senyuman kebahagiaan, karena sebentar lagi mereka akan menjadi sepasang suami istri.

“Lee Donghae, bersediakah kau menjadi suami Im Yoona, setia menemaninya dalam keadaan suka maupun duka?” Tanya sang pendeta.

“ne, aku bersedia.” Jawab Donghae yakin.

“dank au Im Yoona, bersediakah kau menjadi istri Lee Donghae, setia menemaninya dalam keadaan suka maupun duka?”

“ne, aku bersedia.”

Setelah mengucapkan janji suci pernikahan, Donghae menyematkan cincin pada jari manis Yoona, begitupun sebaliknya.

Donghae mencium bibir Yoona dengan lembut, Yoona membalasnya. Gemuruh tepuk tangan para tamu undangan menggema di seluruh ruangan gereja. Teruntuk kedua anak manusia yang telah resmi menjadi sepasang suami istri.

**

Donghae dan Yoona berencana untuk berbulan madu ke pulau jeju. Tepat setelah mengucap janji pernikahan di gereja, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Donghae, menyiapkan segala sesuatu nya untuk di bawa ke pulau jeju. Saat berada di perjalanan, sesuatu yang tak di inginkan terjadi. Saking bahagianya, Donghae yang mengendarai mobil tak menghiraukan lalu lintas. Sebuah truk melaju kencang dari arah berlawanan, Donghae yang baru menyadari keberadaan truk tersebut langsung membanting stir kea rah kiri “aaaa……………….” Teriak Yoona. Bruaaakk….  Mobil yang di kendarai Donghae dan Yoona menabrak sebuah pohon besar.

*End Flashback*

“Im Yoona, istriku. Bangunlah, buka matamu Chagi.” Tangisan Donghae semakin pecah. Donghae sangat merasa bersalah atas peristiwa ini. Andai saja waktu itu Donghae hati – hati, pasti kecelakaan ini tak akan terjadi.

Ttiiiiittttttttt…………..

Tiba – tiba suara kardiograf berdengung panjang. Menandakan bahwa jantung Yoona tak lagi berdetak.

“Yoong, Yoongie. Andweee!!! Jangan tinggalkan oppa. Ireona, ireona chagi!!” sekuat tenaga Donghae mengguncang – guncangkan tubuh Yoona. Tetap saja tak ada respon dari Yoona. Seorang dokter dan 2 orang suster memasuki ruangan yang di tempati Yoona. Salah satu suster menyuruh Donghae untuk menunggu di luar. Dokter memeriksa keadaan Yoona. Alat pacu jantung di letakkan di atas dada Yoona. Tetapi nihil, Tuhan sudah mengambil nyawa Yoona.

**

Sudah 4 bulan kematian Yoona, tetapi Donghae masih terpuruk, Donghae terlalu larut dalam kesedihan. Layaknya orang yang sudah gila. Donghae hanya berbicara menyebut nama Yoona. Di pandangi nya selalu gambar diri Yoona. Donghae sudah kehilangan separuh jiwanya. Setiap hari pekerjaanya hanya mengurung diri di kamar, memandangi foto Yoona sambil menangis. Untuk merawat diri nya sendiri saja ia tak sempat. Makan pun juga tidak. Padahal sudah ratusan kali eomma nya mengingatkan, tetapi tak sekali pun Donghae menghiraukan. Tubuh nya kurus kering, bagaikan mayat hidup.

“hae-ah, sampai kapan kau akan seperti ini?” Tanya eomma donghae dengan lembut. Tak ada jawaban dari Donghae, mulutnya tertutup rapat. Matanya tetap memandangi foto Yoona. Eomma Donghae menangis, tak sanggup melihat keadaan putra tunggal nya seperti ini. Tanpa mereka sadari, sosok yeoja cantik memakai gaun pengantin tengah memandangi mereka, ah tidak! Lebih tepatnya memandangi Donghae. Raut wajahnya terlihat sedih. Ya! Itu adalah arwah Yoona. Yoona yang tidak tahan akan keadaan ini, ia meminta izin kepada seorang malaikat untuk menunjukkan wujud Yoona hanya kepada Donghae, layak nya seperti manusia. Setidaknya ia bisa membuat Donghae kembali seperti semula. Permintaan Yoona pun di setujui.

**

Saat tengah malam, Yoona datang menemui Donghae. Masih sama seperti semula. Donghae duduk di tepi ranjang sambil memegang foto Yoona dan memandanginya. Air mata Yoona tumpah, sakit melihat kenyataan ini. Yoona tak tega melihat keadaan Donghae.

“oppa.” Yoona mendekati Donghae. Dia duduk di samping Donghae. Kini Donghae menatapnya. Spontan Donghae memeluk Yoona. “Chagi, ini benar dirimu?” Tanya Donghae yang masih dalam keadaan memeluk Yoona. “ne, oppa. Aku istrimu.” Donghae semakin mengencangkan pelukannya. Seakan tak ingin melepasnya lagi. “jangan tinggalkan oppa Yoong.” “ne, oppa. Aku akan selalu di sisimu. Tapi aku mohon oppa, jangan menangis lagi.” “ne Chagi – ya.”

**

Donghae kembali beraktivitas seperti semula. Pekerjaannya yang sempat terbengkalai kini telah kembali seperti semula. Keluarga Donghae sempat bingung atas perubahan sifat Donghae secara tiba – tiba, terlebih eomma nya. Mereka senang Donghae kembali seperti semula, tetapi ada 1 hal yang mengganjal, Donghae selalu menganggap Yoona ada. Donghae sering berbicara sendiri. Tetapi memang benar adanya, arwah Yoona selalu mengikuti Donghae. Hanya Donghae yang dapat melihat wujud Yoona. Sampai suatu ketika, Yoona tak bisa menemani Donghae lagi. Yoona di anggap melanggar perjanjian dunia arwah. Yoona tak bisa berbuat apa – apa lagi. Kini Yoona hanya bisa mengawasi Donghae dari jauh.

Donghae kembali lagi seperti saat Yoona meninggalkannya. Tak punya semangat hidup. Keadaannya semakin memburuk. Makan pun ia tak mau. Hanya Yoona yang Donghae inginkan.

“oppa. Berhentilah! Aku tidak akan tenang jika kau seperti ini. Aku mohon oppa. Bangkitlah, demi aku! Saranghae oppa.” Tangis Yoona di samping Donghae. Tetapi Donghae tetap tak akan bisa mendengar suara Yoona. Mereka sudah berbeda dunia.

“Yoona, mengapa kau tega meninggalkan oppa? Oppa sangat mencintaimu Yoong. Oppa mohon kembalilah. Oppa sangat merindukanmu.” Donghae berbicara sendiri sambil memandang foto Yoona, kebiasaan yang selalu ia lakukan.

“aku juga merindukanmu oppa, jeongmal bogoshipo.” Jawab Yoona. Angin yang membawa suaranya pergi. Tak dapat di dengar oleh siapapun.

“Yoong, apa kau membenci oppa? Mengapa kau meninggalkan oppa? Maafkan oppa Yoong.” Di peluknya foto Yoona sambil menangis tersedu. Berharap Yoona akan kembali. Mustahil!

“kau akan bisa bersatu lagi dengannya, apabila dia mati.” Sebuah suara mengagetkan Yoona. Suara itu adalah suara Lee Jinki, malaikat yang selama ini membantu Yoona. “maksudmu?” Tanya Yoona. “kau pasti akan tau.” Lee Jinki pergi meninggalkan Yoona. Membuat Yoona semakin penasaran.

**

Keadaan Donghae semakin memburuk. Kini Donghae di rawat di rumah sakit karena mengalami depresi berat. Sudah 2 hari Yoona tak menghampiri Donghae. Ini karena Yoona mendapat hukuman di dunia arwah. Sebenarnya Yoona tau keadaan Donghae saat ini, tetapi Yoona tak bisa menemui Donghae. Yoona hanya bisa menangis, ia merasa bersalah atas semua ini.

ketika Yoona sedang jalan – jalan di taman surga, ia mendengar berita kematian Donghae. Yoona segera pergi ke bumi untuk menemui Donghae. Yoona shock melihat tubuh Donghae yang pucat pasi. Tubuh itu sudah tak bernyawa lagi. Saat itu juga Yoona menangis, tetapi ada yang memeluknya dari belakang. Ya! Yang memeluk Yoona adalah Donghae. Yoona sempat tak percaya. Tetapi dia melihat Lee Jinki tersenyum padanya, memeberi isyarat bahwa benar itu adalah arwah Donghae. Seperti yang di janjikannya. Mereka akan bersatu apabila Donghae mati.

Saat upacara pemakaman Donghae berlangsung, eomma Donghae tak berhenti menangis. Tak rela akan kepergian Donghae. Tanpa sengaja eomma Donghae melihat Donghae memakai jas hitam yang ia kenakan saat pernikahannya dengan Yoona, dan di sampingnya berdiri seorang Yoona dengan memakai gaun putih pernikahannya. Mereka tersenyum bahagia. Lalu pergi meninggalkan setitik cahaya putih.

-END-

Gimana readers? berantakan ya ff nya? mianhae.. ini ff bikinnya cuma 2 jam . makanya jd ga karu2an :p TINGGALKAN KOMENTAR ya.. KAMSAHAMNIDA

Take Me To Your Heart #1


tmtyh2_

TAKE ME TO YOUR HEART

Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Min Sunye

Other Cast : Choi Sooyoung and others

Genre : sad, angst, romance

Word Count : 2,706

Note :

Annyeong Readers ^^

ketemu lagi nii sama author super duper geje 😀 kali ini author publish bukan ff oneshot ya. entah twoshots atau threeshots, tapi kayanya sih twoshots. oh iyaaa.. ff ini aku persembahkan (?) untuk readers kesayanganku @narsha_vanya 🙂 gomawo udah menjadi readers setiaku 😀 kkk~ jujur saja ya, author sempat putus as buat nglanjutin ff ini, cz banyak banget yang silent readers. tapi berkat dukungan para GOOD READERS akhirnya ff ini bisa jalan lagi *emang punya kaki? #plakk abaikan . MIAN KALO MASIH BANYAK TYPO ATAU BAHASANYA ANEH. sudah dulu ya pidato nya #loh author mau tidur dulu :p langsung di baca sajaaa….

Happy Reading ^^^


Yoona POV

I know i am a fool and can watch you from afar
Your heart may look away from me
And so we could even become strangersjm
Just like a fool i can’t even say that i love you

Aku berjalan menyusuri jalanan kota seoul yang mulai lengang. Daun-daun berjatuhan menghiasi aspal jalan yang hampa. Udara yang sangat dingin tak mampu mengusikku. Sesekali aku membetulkan tali sepatuku yang lepas. Lagi-lagi aku mengingatnya, sosok yang mampu menerangi jiwaku. Sosok yang mengisi kekosongan hatiku. Lee Donghae. Sudah hampir dua tahun ini aku memendam perasaan padanya. Mungkin Dia sudah mengetahui tentang perasaanku ini, tetapi mungkinkah Dia juga mencintaiku, sama seperti aku yang selalu mencintainya? Entahlah…

Hanya ditemani angin dan suara kicauan burung hantu. Aku masih berjalan di bawah langit hitam dan sinar temaram bulan. Entah apa yang harus aku lakukan. Hanya dia. Dia yang bisa membuatku senang dan sedih, bahagia dan duka bercampur menjadi satu dalam waktu yang bersamaan. Inilah cinta, terkadang bisa berakhir dengan kebahagiaan, terkadang juga berakhir dengan kesedihan. Yang manakah kisah cintaku? Akan berakhir bahagia atau sebaliknya, menyedihkan..

Tibalah aku di depan sebuah rumah bernuansa modern, di halaman depan terdapat beberapa macam bunga mawar putih dan bunga matahari. Aku membuka pagar berwarna putih dan menutupnya perlahan. Rasanya lelah, tapi mungkin tak sebanding dengan lelahnya hatiku, yang mencintainya secara diam-diam. Tapi aku tak akan pernah menyerah sampai saatnya tiba nanti. Aku akan selalu mencintaimu, Lee Donghae.

~~~**~~~

Perlahan-lahan aku membuka mataku. Suara jam weker membangunkanku dari mimpi indahku semalam. Dia yang selalu muncul dalam mimpiku. Dia selalu menghiasi malamku. Mengapa selalu dia? Tapi aku sudah cukup bahagia, aku bisa memilikinya, walaupun hanya dalam mimpi. Mencintainya, sampai akhir nafasku.

“Im Yoona.” Panggil seorang yeoja yang tengah membawa buku setebal 2 cm dan menenteng tas selempangan putih.
“Sooyoung. Waeyo?” aku membalikkan badanku dan menatapnya.
“apa kau tau jika Donghae mengalami cidera saat turnamen basket yang mewakili sekolah kita minggu lalu?”
“mwo? Cidera? Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia baik-baik saja?” antusiasku.
“mollaseo.” Sooyoung mengangkat kedua bahunya.
“Soo, aku khawatir padanya.”
“tenang Yoong. Mengapa kau selalu memikirkannya? Apa dia pernah memikirkanmu juga? Pikirkanlah keadaanmu sendiri Yoong. Kau lihat, tubuhmu semakin kurus.”
“ah ne?” aku melihat seluruh tubuhku.
“sampai kapan kau akan mencintainya?”
“entahlah..”
“tak usah di fikirkan, kajja kita ke kelas.”
“ne..”

~~~**~~~

How much more do I have to miss you
So that maybe you could know my heart?
How much more do I to cry and cry
So that tears could be dry?

Aku membuka jendela kamarku. Ku pandang rumah klasik bercat putih-biru di seberang jalan sana. Yah, itu adalah rumah Donghae. Memang jarak antara rumahku dan dan rumahnya tidak jauh, bisa dibilang sangat dekat. tapi, rumah itu sangat sepi. Sekilas ku lihat mobil sport putih berhenti tepat di depan rumah Donghae. Tidak salah lagi, itu adalah mobil milik Donghae. Donghae keluar dari mobil di iringi dengan yeoja di belakangnya. Mereka tertawa dan bercanda bersama, mereka terlihat bahagia. Siapa yeoja itu?

Aku menutup mataku yang mulai terasa panas. Jatuhlah setetes airmataku. Menangis karena dia untuk kesekian kalinya.
Hatiku lelah..sangat-sangat lelah. Tetapi aku tak pernah bisa berhenti mencintaimu. Aku juga tak pernah berfikir akan berhenti mencintaimu. Biarlah aku simpan sendiri rasa cinta ini. Aku tak peduli seperti apapun sakitnya mencintaimu. Karena aku bahagia mencintaimu.

Minggu depan adalah hari yang sangat di takutkan bagi sebagian pelajar, ujian akhir. Setelah ujian usai, pasti aku tidak akan bisa bertemu Donghae lagi setiap hari. Apa aku bisa melewati hari-hariku tanpa melihat wajah tampannya, tanpa melihat senyumannya yang indah, tanpa melihat tatapan matanya yang teduh?

~~~**~~~

If  I were to go
If  I were to get close to you
What would You think?
I don’t have the courage

Hari-hari yang di tunggu telah tiba. Hari ini adalah hari penentuan, atau biasa di sebut dengan ujian akhir sekolah. Aku melihat Donghae sedang duduk di salah satu bangku taman sembari membaca sebuah buku yang kira-kira setebal 4cm di tangannya. Entah apa yang ada di pikiranku. Aku berjalan menghapirinya dan menyapanya.

“Annyeong Hae-ah”
Dia mengalihkan pandangan matanya dari buku yang di bacanya, dia menatapku. Matanya sangat teduh.
“ne? waeyeo?” seperti biasa. Dia selalu bersikap acuh padaku. Aku bagaikan sampah tak berguna di matanya. tidak bisakah dia sedikit bersikap ramah padaku?
“bolehkah aku duduk di sampingmu?”
“terserah.” Dia menjawab tanpa memandangku lagi. Dia kembali pada aktifitasnya semula, membaca buku. Aku serasa bagai angin lalu disini, Dia sama sekali tak menghiraukanku. Perih hatiku. “Selama 2 tahun aku memendam perasaan cintaku padamu. Tidakkah kau rasakan betapa tulusnya cintaku ini?” teriakku dalam hati
Lebih baik aku menjauh darinya, mengetahui keadaanya saat ini saja aku sudah bahagia.

~~~**~~~

Ratusan siswa dan siswi berhamburan dilapangan tengah yang berada tak jauh dari ruang kelasku. Nampak dari raut wajah mereka kegembiraan dan kebahagiaan yang tiada tara. Terkecuali aku, sebaliknya dari mereka, aku merasa sangat sedih, karena aku akan berpisah dengan Donghae. Seharusnya hari ini aku senang atau bahkan bahagia, karena usahaku belajar disini tidak sia-sia, aku lulus ujian. Tetapi bagiku ini adalah sebuah kepedihan, berpisah dengannya, orang yang sangat aku cintai. Lusa aku akan berangkat ke Jepang, meninggalkan tanah Korea, dan meninggalkannya, Lee Donghae.

~~~**~~~

we’re afraid the wait that comes upon us
after we meet will be painful and sad
if you were to come
to come near me

Pagi yang sangat cerah. Aku menyibakkan selimut yang menutupi setengah tubuhku. Ku buka jendela kamarku dan disana nampak burung-burung berterbangan dan bersiul. Kebiasaan yang aku lakukan setiap hari, memandangi rumah Donghae dari kejauhan. Sudah 1 minggu semenjak hari ujian lalu, aku tak melihatnya sama sekali. benar, aku merindukannya, sangat-sangat merindukannya. Aku merindukan suaranya, aku merindukan senyumannya, walaupun Dia tak pernah tersenyum padaku, sama sekali tak pernah. Miris. Sungguh malang sekali diriku. Aku seperti pengemis cinta yang haus akan kasih, kasih sayang seorang Donghae.

Suatu hari aku mendengar berita bahwa Donghae mengalami kecelakaan, dan Dia harus menjalani pengobatan di New York. Oh Tuhan, cobaan apa lagi ini? Apa bisa aku merelakannya pergi walaupun dia bukan milikku? Aku tak rela, sungguh aku tak rela. Mungkinkah Dia akan kembali ke Korea? Semoga.

~~~**~~~

Aku merapikan seluruh barang-barangku. Aku mengemasi semua pakaianku. Pagi ini aku akan berangkat ke Jepang untuk melanjutkan studiku. Aku memilih Jepang, karna orangtuaku juga berada disana. Aku juga ingin melupakan semua kenanganku di Korea. Tapi tidak untuk Donghae, mana mungkin aku bisa melupakannya. Aku sangat mencintainya. Meskipun aku sadar, tak mungkin bagiku untuk memilikinya.

“annyeong yoona-ah.”
“annyeong Soo. Kau sudah datang. Syukurlah, jadi kau bisa sedikit membantuku.”
“engg, ne Yoong.”
“gomawo.”
“cheon. Emh.. berapa lama kau akan tinggal di Jepang?”
“molla Soo.”
“Yoongie, kau satu-satunya sahabat terbaikku. Apa kau tega meninggalkanku? Pasti aku akan kesepian.” Sooyoung memelukku.
“kau kan bisa menelfonku Soo. Atau kau juga bisa mengunjungiku di Jepang.”
“ne, tapi kau pasti akan kembali lagi ke korea kan?”
“ne Soo. Aku pasti akan kembali ke korea, tapi aku tak bisa memastikan kapan waktunya.”
“baiklah. Hubungi aku kalau kau sudah sampai. Arra?”
“ne arraseo.”

~~~**~~~
3 Years Later

setelah sekian lama aku meninggalkan tanah korea, akhirnya aku kembali. Tak ada yang berubah, semua sama seperti dulu. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling airport, mencari – cari sosok yeoja yang telah aku kenal selama 6 tahun. Ku ambil handphone mungil yang betengger manis di saku cardigan pink yang aku pakai saat ini.
Ku tekan tombol 2 menuju panggilan cepat nomor Sooyoung. Ku sibakkan sedikit rambut yang menutupi telinga kiriku, agar tak menghalangi pendengaranku dan handphone-ku bisa leluasa menempel disana.

“Yobseyo Soo.”
“Yobseyo Yoong, aku sedang di perjalanan menuju bandara. tunggu aku.”
“ne Soo, palliwa.”
“ne.”
sambungan telepon terputus.

Aku memutuskan untuk mencari mesin minuman di sekitar sini sambil menunggu Sooyoung tiba. Ku masukkan tangan kananku ke dalam tas, mencari satu buah uang koin untuk ku masukkan ke dalam mesin minuman itu, kering rasanya tenggorokanku, segera ku sambar minuman kaleng rasa anggur yang tengah ku genggam.
“Yoongie…” Saat aku hendak berjalan menuju pintu keluar, terdengar suara seorang yeoja berteriak memanggil namaku, seprtinya suara itu tak asing lagi bagiku.
aku menoleh kebelakang, dengan antusias  Sooyoung berhambur memelukku.
“Sooyoung-ah jeongmal bogoshipo.”
“naddo Yoongie-ah.” Ah rasanya airmataku akan tumpah, terharu. Setelah bertahun – tahun tak pernah bertemu Sooyoung, kini rasa rindu itu terobati, karena dia telah berada di sampingku. Setelah berpelukan sekitar 2 menit, aku melepaskan pelukannya.
“Soo, kajja kita pulang. aku sangat merindukan rumahku.”
“merindukan rumahmu atau merindukan Donghae?”
“mwo? Donghae? eh…”
“tak usah bohong. aku sahabatmu Yoong. aku tau bagaimana perasaanmu.”
“ne.”
“apa kau masih sangat mencintainya?”
“tak ada alasan untukku berhenti mencintainya.”
“eng.. Donghae sudah kembali ke korea 3bulan yang lalu Yoong.”
“mwo, jinjja?”
“ne Yoongie.”
“aku ingin segera bertemu dengannya Soo.”
“ne, kajja.”

@Yoong’s Home

Aku mengangkat 2koper super besar milikku di bantu Sooyoung. ku sibakkan poni yang menutupi sebagian dahiku. ku usap keringatku.
“sangat melelahkan.” keluhku
“ne. lebih baik kau istirahat Yoong.”
“ne Soo. aku kamar dulu ya.”
“ne.”

~~~**~~~

Even if my heart is broken when loving you
Even if my heart is separated when waiting for you
It’s okay because I love you
It’s okay even if I get hurt

Ku buka jendela kamarku, kebisaan ini yang selalu aku lakukan 3 tahun lalu, sebelum aku pergi ke Jepang. ku pandang rumah di seberang jalan sana. tampak lengang, mungkin seluruh penghuni nya sedang sibuk urusan di luar rumah, atau mungkin hanya sekedar jalan-jalan di luar rumah. Terlintas di benakku wajah tampan Donghae. Senyumannya, matanya yang teduh. Suaranya yang lembut.
aku merebahkan tubuhku di kasur. Tak pernah sedetikpun aku melupakannya. Aku selalu memikirkannya. Merindukannya. 3 tahun bukan waktu yang singkat, selama itulah aku tak pernah bertemu dengannya, tak mendengar suaranya, tak menatap matanya.
sungguh aku sangat merindukannya.
Aku memang sangat bodoh. Hanya bisa melihatnya dari jauh. aku tak punya keberanian untuk mengatakan bahwa aku sangat mencintainya.

Susah sekali untuk memejamkan mata. Aku ingin keluar menikmati udara segar di malam hari. Ku pakai hoodie berwarna merah tua kesayanganku dan ku pasang sepatu kets putih di kakiku yang terbilang cukup jenjang. Sudah lama aku tak menikmati udara malam kota seoul. Aku sangat suka musim ini, musin gugur. Memang aku sering keluar malam-malam seperti ini sendiri, banyak yang mengingatkanku dan menyuruhku untuk segera pulang karena banyak penjahat berkeliaran. Tapi aku tak begitu menghiraukannya. Aku lebih menikmati hidupku yang seperti ini. Aku tak takut pada apapun. Aku berjalan tanpa arah tujuan. Ku masukkan kedua tanganku ke dalam saku hoodie merah tuaku. Dingin sekali. Mungkin sudah saatnya aku pulang. Mataku sudah mulai mengantuk.

~~~**~~~

Aku menuju sebuah café di ujung jalan. Nampak Sooyoung di meja barisan kedua sedang menungguku.
“Yoongie, lama sekali.”
“mianhae Soo-ah.” Aku menarik kursi putih polos dan duduk disitu.
“ne gwenchana. Aku sudah memesankan minuman untukmu.”
“jinjja? Gomawo Sooyoungie.”
“cheonmaneyo.”
Aku mengesap secangkir cappucino yang sudah mulai dingin. Ku letakkan kembali cangkir itu di meja depanku.
“ada apa kau menyuruhku kesini? Kau merindukanku yaa?” godaku pada Sooyoung.
“Omo ~ pede sekali kau Yoongie. Hahaha.” Sooyoung tertawa cukup keras, sehingga beberapa pengunjung café melihat ke arahku dan Sooyoung.
“ssttt.. Soo, bisa tidak kau mengecilkan volume tertawamu?”
“wae?” tanyanya polos.
“lihat! Semua pengunjung menatap kita.” Aku menoleh ke kanan dan kiri.
“mian, haha.”
“kau!! Masih saja tertawa.”
“mukamu lucu Yoongie.”
“isshh.. sudahlah. Aku perlu bantuanmu Soo.”
“ne?”
“aku akan mencari pekerjaan.”
“kapan?”
“eng, kalau bisa sih mulai sekarang. Kau mau membantuku?”
“ne, tapi nanti saat kau sudah di terima kerja, kau harus mentraktirku.”
“dasar shikshin!!” candaku.
“kau mau tidak? Kalau tak mau juga tak masalah. Kau cari pekerjaan sendiri.”
“kyaa~Sooyoung-ah. Tega sekali kau!!”
“hahaha. Aku hanya bercanda Yoong. Pasti aku membantumu.”
“jinjja? Gomawo.”
“cheon.”

~~~**~~~

The farther I turn away so as to forget you
The more I miss you, what can I do?
Even when you keep telling me it’s not right just

Daun-daun kuning di musim gugur berterbangan tersapu mobil yang berlalu lalang. Sesekali aku merapikan rambut coklat sebahuku yang terbang karena hembusan angin. Ku langkahkan kakiku menuju halte bus yang berjarak sekitar 5 meter dari tempatku berdiri semula. Hari ini aku akan memenuhi panggilan interview di Lee Company. Pemilik perusahaan itu adalah sahabat appaku saat masih di Jepang dulu. Aku hanya memandangi jalanan luar lewat jendela bus ini. Tak butuh waktu lama untuk sampai di Lee Company. Di pintu lobby utama terlihat 2 orang satpam yang siap siaga, aku membungkuk setengah badanku dan menarik sedikit sudut bibirku untuk membentuk sebuah senyuman kecil kepada mereka.
“annyeong.” Sapa lembut seorang resepsionis berbaju biru di depanku.
“annyeong. Im Yoona imnida. Aku kesini untuk memenuhi panggilan interview” Aku membalas sapaannya.
“eh. Ne. mari kuantar ke ruangan Presdir Lee.”
“ne.” ku ikuti resepsionis itu dari belakang.
Ttingg..
Pintu lift terbuka. Betapa terkejutnya aku. Melihat seseorang yang selama ini aku rindukan, aku nanti-nantikan, berada di dalam lift. Bagaikan tersambar petir, aku hanya bisa diam mematung, lidahku seakan kelu untuk berbicara. Ku rasakan seluruh tubuhku dingin dan kaku.
“mian agasshi, mari kita masuk.” Suara resepsionis itu membuyarkan lamunanku.
“ah ne.” aku berjalan perlahan memasuki lift. Suasana menjadi hening, tak ada suara yang menghiasi ruangan lift ini. Hanya ada suara hembusan nafas. Ku lirik seorang namja yang berdiri sekitar 1 meter di sebelahku. Tak ada perubahan pada dirinya, masih sama seperti dulu. Tunggu, mengapa dia bisa ada disini? Apa mungkin dia juga bekerja disini? Alangkah senangnya hatiku bila memang benar dia bekerja di perusahaan ini. Setiap hari pasti aku bisa bertemu dengannya lagi, seperti dulu.
“mari agasshi, ruangannya ada di sebelah sana.” Tangan resepsionis itu menunjuk sebuah ruangan yang berpintu hijau muda. Di bukanya pintu itu, ruangan yang tidak terlalu luas, tapi terlihat sangat rapi dan nyaman. Di meja yang terbuat dari kayu jati dan di lapisi kaca di atasnya terdapat papan nama kecil “Lee Dong gun”.
“annyeong ahjussi. Im Yoona imnida”
“annyeong. Silahkan duduk Yoona-ssi” perintah Lee Dong Gun Ahjussi.
“ne.”
Resepsionis itu meninggalkan aku dan Lee Dong gun ahjussi.
“apa kabar Yoona-ssi?”
“tidak terlalu buruk ahjussi.”
“senang rasanya bisa bertemu denganmu Yoona-ssi. Kau sangat cantik seperti ibumu.”
“jinjja? Ahjussi terlalu berlebihan.”
“ne. aku ingin menjodohkanmu dengan putraku. Kau pasti sangat cocok bersanding dengannya.”
“mwo?”
“ah mian Yoona-ssi. Lupakan saja. Aku menyuruhmu kesini karna aku ingin memberi kabar, bahwa kau di terima kerja si perusahaan ini sebagai sekretaris pribadi putraku. Dia bekerja sebagai manajer di perusahaan ini.”
“ne ahjussi. Kapan saya bisa mulai bekerja?” tanyaku dengan suara lembut.
“besok kau sudah bisa bekerja disini. Siapkan semua barang-barangmu. Dan sekarang aku akan memanggil sekretarisku untuk mengantarmu ke ruangan kerjamu.”
“ne, kamsahamnida ahjussi.”
Beliau hanya tersenyum.

~~~**~~~

Ku angkat tanganku untuk menopang dagu di atas meja makan. Aku menunggu masakanku matang. Ku mainkan jariku mengetuk-ketuk meja. Menimbulkan bunyi yang seperti nada.

Drtt..drrtt..drrttt..drttt

Ku ambil handphone ku yang tergeletak di atas kasurku. “Appa” nama yang tertera di layar handphone.
“yeobseyo appa.”
“yobseyo Yoong.”
“ada apa appa? Tak biasanya appa menelfonku?”
“bagaimana keadaanmu di Seoul Yoong? Mian, appa dan eomma tak bisa mengunjungimu minggu ini. Appa sibuk Yoong.”
“keadaanku baik-baik saja appa, tak usah khawatir. Ne appa.”
“Yoong, appa dengar kau sudah di terima kerja di Perusahaan sahabat apa ya?”
“ne appa.”
“appa akan memberimu hadiah Yoongie.”
“hadiah apa appa?”
“appa akan mengirimkan sebuah mobil untukmu.”
“jinjja?”
“ne Yoong.”
“aigo~jeongmal gomawo appa.”
“ne Yoong.”
“baiklah appa. Gomawo.”
“cheon. Jaga dirimu sayang.”
“ne.”
Klikk.. sambungan telpon terputus.
Omoo~masakanku. Aku berlari ke dapur dan mematikan api kompor. Ku ambil piring putih kosong dan ku isi dengan bulgogi dan kimchi buatanku. Hmm.. masitta, jeongmal masitta. Ternyata aku bisa masak juga. Ah aku baru ingat, aku harus segera memberitahu Sooyoung bahwa aku telah di terima kerja.

~~~**~~~

does it hurt because of loving you
is it the punishment for loving you so much?
even though you say that i can lose everything
it’s okay if i just have you to be with me

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja. Sepertinya aku harus naik taxi. Karna ini hari pertamaku masuk kerja, aku tak mau terlambat karna menunggu bus. mobil kiriman appa belum datang juga sampai sekarang, mungkin nanti siang atau malam. Sudahlah tak perlu memikirkan itu.

@Lee Company

Kutarik nafasku dalam-dalam, lalu ku hembuskan perlahan. Aku berjalan memasuki gedung Lee Company. Seperti biasa, kedua orang satpam di depan pintu lobby utama menyapaku, ku balas sapaannya dan tersenyum. Tanpa pikir panjang aku menuju ruanganku yang sudah di tunjukkan oleh sekretaris Lee Dong Gun, dia bernama Kwon Yuri. Tok..tok…tok… aku mengetuk pintu ruangan kerja atasanku. Jujur saja sampai saat ini aku belum tau siapa atasanku, memang dia putra pertama Lee Dong gun ahjusshi. Tapi aku belum pernah bertemu dengannya.
“masuk.”
perlahan aku membuka pintu, dan……………………….

-To Be Continued-

Gimana readers ff nya? masih kurang memuaskan ya? aduhh mian ya u,u . lagi bingung niii.. kepikiran siders . pengen makan orang deh kalo udah kaya gini . jangan lupa READ COMMENT LIKE . arra? kalo masih banyak SIDERS author ga akan ngelanjutin ff ini. gomawo^^

[ OneShot ] My Mistake


my mistake

My Mistake

Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Tittle : My Mistake

Cast :

Im Yoona

Lee Donghae

Other Cast :

Kwon Yuri

Eomma Yoona

Kim Kibum

Genre :

OneShoot, Sad ending

Rating :

PG – 13

Word Counts :

2,352

Note :

Annyeong Readerss^^

Kali ini author membawa ff YoonHae yang oneshoot. Waktu lagi nulis ff ini authornya ndengerin lagunya KIM TAEYEON – IF,airmata author tumpah #gaada yg nanya. Mian kalo amburadul dan masih banyak typo. Idenya author ilang semua. Untuk yang SILENT READER di mohon untuk segera tobat. Author pusing, banyak yang baca ff author, tapi yang komen dikit bangett. Tolong pengertiannya dong buat SIDERS, apa sih susahnya komen? Hargai dikit dooongg… dan untuk yang GOOD READERS, jeongmal gomawo udah komen. Author sayang kaliiannn :** Udah ahh sampai sini aja curhat2annya. Lain kali aja curhat lagi.

HAPPY READING ^^

Donghae P.O.V

Aku berjalan dengan langkah gontai, entah kemana tujuanku saat ini. Sakit di hati ini sungguh teramat dalam, rasanya hatiku seperti di tusuk ribuan pisau dan di hantam benda yang sangat keras. “mengapa kau meninggalkanku secepat ini? Aku menyesal telah menyakitimu. Andai saja waktu bisa aku putar kembali, aku akan selalu menjagamu. Takkan pernah ku melepaskanmu” Aku menangis, mengingat kejadian itu.

Flashback

Seorang yeoja cantik berambut panjang sedang bergelayut manja di lengan tanganku “Oppa, maukah kau menemaniku hari ini? Aku ingin jalan-jalan bersamamu oppa.”
“Oppa sibuk Yoong, lebih baik kau berjalan-jalan bersama Yuri atau Sooyoung.”
“Oppa selalu saja sibuk. Kapan Oppa ada waktu buat aku?”
“Kau ini cerewet sekali sih. Sudah oppa bilang oppa ini sibuk. Jangan ganggu oppa dulu” aku melepaskan lenganku dari genggamannya. “oppa kau kasar sekali” .
“maafkan oppa Yoong, sebaiknya sekarang kau pulang, oppa antarkan, kajja”

~~~~~**~~~~~

Yoona P.O.V

“Yoong, kajja ppali ireona, sudah siang. Kau kan kuliah” teriak eomma dari luar kamar.
Aku bangkit dari ranjang dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah “Ne eomma”

Di depan gerbang universitas terlihat seorang yeoja berdiri sendirian. Nampaknya Ia sedang menunggu seseorang. Itu Yuri. “Yul..”
“ah Yoong, kau lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi”
“mian Yul, aku kesiangan”
“gwenchana, kajja kita masuk” Yuri menyeretku
“Yul pelan-pelan jalannya bisa kan? Huhh!!”
“mian Yoong, aku haus” Yuri memegang tenggorokannya.
“Yah! Yul. Yasudah kita ke kantin sekarang.” Giliran aku yang menyeret Yuri sekarang.

“Yoong, hidungmuu..hidungmu berdarah” Yuri membuka tas nya dan mengambilkan tissue untukku.
Aku mengambil tissue dari tangan Yuri “gomawo Yul”
“cheon.. Yoong kau sakit apa? Kenapa kau tak pernah cerita padaku?”
“mian Yul, aku juga tak tau. Mungkin hanya kelelahan saja” “tapi Yoong, kau terlihat pucat, tak seperti biasanya. Aku panggilkan Donghae oppa ya?”
“andwe! Jangan Yul, aku mohon. Jangan katakan ini pada Donghae oppa”
“wae Yoong? Dia kan namjachingumu” selidik Yuri.
“aku tak mau menyusahkan dia Yul, aku mohon padamu. Rahasiakan ini. Mungkin aku Cuma kelelahan.”
“ne Yoong. Tapi kalau ada apa-apa kau harus cerita ke aku, arraseo?”
“ne, arra” aku memeluk Yuri.
“Yoong, sebaiknya kau pulang, kau perlu istirahat”
“ne Yul”

~~~~~**~~~~~

Aku menunggu taxi di depan gedung universitas. “sebaiknya aku ke rumah sakit dulu.” Gumamku.

10menit.. tapi tak ada tanda taxi akan muncul. “ah itu dia.” Aku menyetop taxi dan masuk. Klekk.. “antarkan aku ke Seoul Hospital.” Pintaku pada sopir taxi. “ne agasshi.” Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah sakit, karna letak rumah sakit itu relative dekat dengan kampusku. Aku segera turun dan membayar pada sopir taxi itu.

@Seoul Hospital

Suasana rumah sakit siang ini tidak terlalu ramai. Hanya beberapa suster dan staf rumah sakit yang berlalu lalang. Tiingg.. pintu lift terbuka.di dalam lift nampak dokter Kibum yang berdiri tegak, enunjukkan kegagahannya. “Annyeong Oppa” aku tersenyum dan membungkukkan sedikit badanku. “annyeong Yoona-ah” kibum Oppa membalas senyumku.

“Oppa aku ingin bicara denganmu tentang penyakitku.” “ne Yoong, kita ke ruangan Oppa sekarang.”

Yaa, memang aku dan Kibum Oppa cukup dekat, aku tidak perlu memanggilnya dengan panggilan formal. Dia sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri.

Kibum Oppa membukakan pintu “kajja masuk.”

“ne oppa.” Aku duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi Kibum oppa. “sebenarnya apa yang kau tanyakan Yoong? Bukankah dua hari yang lalu kau sudah kesini.”

“Oppa, apa tidak ada jalan lain untuk menyembuhkan penyakitku?”

“mian Yoong, kanker darahmu sudah hampir menginjak stadium 4. kau harus segera mendapatkan perawatan intensif untuk menghambat petumbuhan sel-sel kanker yang kau derita.”

“Oppa.. aku takut jika orang-orang di sekitarku tau tentang penyakitku, terlebih eomma, Donghae oppa, dan Yuri. Mereka sangat berharga bagiku. Aku tak ingin menyusahkan mereka, oppa.” Mataku mulai berkaca-kaca. Aku tak bisa menahan lagi, tangisanku pecah. Kibum oppa bangkit dari kursi dan memelukku. “mian Yoong, oppa tidak bisa membantumu lebih. Karna hanya itu satu-satunya cara jika kau tak mau menjalani operasi. Mungkin hanya kemoterapi Yoong.”

“oppa. Rasanya sangat sakit.hiks.hiks”

“oppa tau Yoong. Sudah jangan menangis lagi. Oppa yakin kau bisa melewati semuanya. Oppa akan selalu mendukungmu Yoong. Oppa juga akan berusaha membantumu mencari jalan keluar.”

“gomawo oppa, jeongmal gomawo.” Aku masih memeluk Kibum oppa.

“cheonmaneyo, Yoong.”

Aku melepaskan pelukan Kibum oppa dan tersenyum padanya.

“Yoong, kau perlu istirahat. wajahmu sangat pucat Yoong.”

“ne oppa.”

“jangan lupa, minggu depan adalah jadwalmu untuk kemoterapi.”

“ne oppa, gomawo. Annyeong.” Aku tersenyum padanya sembari membuka pintu.

~~~~~**~~~~~

Kemana Donghae oppa. Sudah 2 hari ini dia tak ada kabar sama sekali. Tanganku merogoh tas yang kini aku jinjing. Aku mengambil benda kotak berwarna hitam.
“Yobseyo”
”yobseyo oppa”
“ada apa Yoong?”
“oppa, mengapa 2 hari ini oppa tak ada kabar? Aku merindukanmu oppa”
“oppa sibuk Yoong”
“sesibuk itukah oppa sampai tak ingat yeojachingumu ini?”
“ani. Bukan begitu Yoong. Aishh… aku jadi serba salah”
“yasudah oppa, aku sekarang ke kantormu ya”
“ne Yoong, hati-hati”
tuutt.. sambungan telepon terputus.

~~~~~**~~~~~

“Annyeong Oppa” aku berlari memeluk Donghae Oppa.
Donghae Oppa membalas pelukanku “Annyeong Yoong”
“Bogoshipo Oppa” aku mencium pipi kanan Donghae Oppa.
Dongahe Oppa membalas ciumanku “Na do Chagi-ya”
“Oppa apa kau sudah makan siang?”
“belum Yoong, kau sendiri?”
“belum juga Oppa.”
“Kajja kita cari tempat makan. Kau mau makan apa Yoong?”
“terserah oppa saja.”
“ne baiklah”
Donghae melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

~~~~~**~~~~~

“Oppa aku ingin jalan-jalan hari ini”
“Oppa sangat sibuk Yoong, kau tau kan pekerjaan oppa tidak bisa se-enaknya ditinggal.”

“tapi oppa, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu.”

“TIDAK BISA YOONG !!”
tanpa sengaja cairan kristal bening jatuh di pipiku “Oppa mengapa kau selalu membentakku?”
Donghae mengacak-acak rambutnya frustasi “Hahhhh!!! PUSIING!!!”
“Oppa”
Donghae Oppa menatapku sinis “Mwo?”
“Aku mohon Oppa temani aku kali ini saja”
“Tidak bisa Yoong. Sejak kapan kau jadi keras kepala begini hah?”
“semenjak sikap oppa berubah”
“berubah, maksudmu apa Yoong?”

“Oppa tak pernah peduli dengan keadaanku”
“oppa sudah bilang berapa kali? oppa sibuk Yoong. Waktu kan masih banyak. Jadi setelah tugas oppa selesai, kita bisa menghabiskan waktu bersama”
Tangisku semakin pecah “AKU INGIN HARI INI OPPA, BUKAN BESOK ATAU BESOKNYA LAGI. AKU HANYA INGIN HARI INI !” aku menekan setiap kata yang keluar dari mulutku. Aku berlari meninggalkan Donghae Oppa. Dia diam mematung, tak mengejarku yang semakin menjauh.

~~~~~**~~~~~

Kepalaku terasa sangat pusing, hidungku terus mengeluarkan darah. Brukkk…
“Yoong!!!” jerit eommaku.
Pandanganku kabur, kepalaku sangat sakit, begitupun juga tubuhku, sangat berat.
Dengan terisak eomma memelukku “Yoong, kau sudah bangun sayang?”
Aku tersenyum “ne eomma”
”Yoong, mengapa kau tak bilang pada eomma jika kau sakit?”

“aku tak apa eomma, sungguh.”

“kau tidak bisa bohong lagi pada eomma Yoong.”

“mian eomma.” Eomma memelukku, aku menangis di pelukan eomma.

“eomma, aku boleh minta sesuatu?”

“apa Yoong?”

“tolong rahasiakan ini dari Donghae oppa.”

“mwo? Waeyo Yoongie? Dia namjachingu-mu.”

“aku tak ingin membuatnya sedih. Aku mohon eomma.”

“ne Yoong.”

Tok tok tok..
”nuguya? Masuk.”

“annyeong ahjumma, Yoongie.” Yuri memelukku.

“Yul, kau membuatku sesak nafas.” Candaku.

“ah mian Yoong.”

“ne Yul, aku hanya bercanda. Haha”

“ne ne. bogoshipo Yoong.”

“na do Yul.”

“Yoong, mengapa kau tak bilang padaku kalau kau sakit?”

“mian Yul.”

“aku sahabatmu Yoong. Jika kau sakit kau tak perlu menyimpannya sendiri, berbagilah denganku.”

“mianhae Yul, jeongmal mianhae.”

“gwenchana. Kemana Donghae oppa? Apa dia tak menjengukmu?”

“Donghae oppa tak tau tentang semua ini. Aku mohon rahasiakan ini darinya Yul.”

“tapi Yoong….”

“aku mohon Yul.”

“baiklah.”

“gomawo Yul.”

“ne. sekarang kau makan dulu ya, lalu istirahat.”

“ne.”

End Of Yoona P.O.V

~~~~~**~~~~~

Donghae P.O.V

 

Berkali-kali aku mengechek handphone-ku, tapi tak ada telefon ataupun pesan singkat dari Yoona. Sudah 3 hari tak ada kabar darinya. Tak biasanya Yoona seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa mungkin dia masih marah padaku?

Aku sudah coba menghubunginya, tetapi handphone nya tidak pernah aktif, hanya suara seorang operator yang menjawabnya.

Hari ini tidak ada pekerjaan lebih, aku ada sedikit waktu luang. Aku berlari kecil ke area parkir dan mengambil mobil audi hitam yang terparkir tepat di bawah pohon mulberry.

Aku mengendarai mobil menuju rumah Yoona dengan kecepatan cukup tinggi, karna jalanan di seoul tidak terlalu padat.

“annyeong ahjumma.”

“annyeong Donghae-ah.”

“ahjumma, bisa aku bertemu Yoona?”

“mianhae Donghae-ah, Yoona sedang berada di Busan untuk menjenguk halmeoni –yang sedang sakit.

“tapi Yoona tidak mengabariku, ahjumma.”

“ini mendadak Donghae-ah”

“kapan Yoona kembali ke Seoul, ahjumma?”

“mian Hae-ah, ahjumma kurang tau.”

“baiklah ahjumma, sepertinya aku harus pulang sekarang. Annyeong.”

“ne hae-ah, hati-hati.”

Im Yoona, apa kau benar-benar marah padaku? Kau pergi ke Busan tak mengabariku. Aku merindukanmu Yoona.

End P.O.V

~~~~~**~~~~~

Yoona P.O.V
Sinar matahari telah menerabas jendela kamar rumah sakit yang saat ini aku tempati. Suara kicauan burung menambah semangat pagi ini.
“Yoongie” eomma memelukku, inilah kebiasaan eomma setiap hari semenjak aku masuk rumah sakit ini. Sudah 1 minggu terakhir ini semenjak aku berlari meninggalkan Donghae Oppa tempo hari. Untuk berjalanpun aku sudah tak bisa. Penyakit ini benar-benar sudah menggerogoti tubuhku. Hanya eomma dan Yuri yang tau tentang keadaanku saat ini. Aku tak ingin Donghae Oppa mengetahui keadaanku.
“eomma, sakit sekali” perlahan-lahan rasa sakit itu muncul lagi. Mungkin sekarang aku masih bisa bertahan. Tetapi besok? Apa mungkin aku masih bisa bertahan melawan sakit ini. Entahlah…
“Yoong, tahan ya sayang, eomma akan penggilkan dokter”

“aarrhhhh sakkiittt.” Aku meringis kesakitan. Bahkan mungkin aku sudah menangis sekarang.

“tahan Yoong, dokter sudah datang.”

End P.O.V

~~~~~**~~~~~

Author P.O.V

Dokter Kim Kibum masuk ke kamar inap Yoona untuk memeriksanya. Sementara eomma Yoona dan Yuri menunggu di luar.

“Ahjumma, bagaimana kalau sebaiknya kita memberitahukan keadaan Yoona yang sebenarnya kepada Donghae Oppa? Aku tak tega melihat keadaan Yoona.” Yuri memandang Eomma Yoona penuh harap.
“ne, Yul. Cepat kau hubungi Donghae sekarang”

“ne ahjumma.”

Yuri memencet beberapa tombol yang melekat di handphone berwarna merah maron miliknya.
“Yobseyo”
“Yobseyo Yul”
“oppa, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu.”

“apa Yul?”

“Cepat oppa datang ke SeoulHospital sekarang.”

“ne, aku kesana sekarang.”

End P.O.V

 

~~~~~**~~~~~

Donghae P.O.V

 

Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Lelah, sangat lelah. Beberapa bulan terakhir ini aku sangat disibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk. Aku bekerja sebagai manajer keuangan di perusahaan Appaku. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan dunia bisnis, aku lebih suka dunia seni. Tapi apa daya, ini kemauan appaku. Tidak mungkin aku menolaknya, toh lama-lama aku juga pasti akan merasa nyaman karna terbiasa.

Yoona, selalu nama itu yang ada di fikiranku. Nama yang selalu menyejukkan hatiku. Nama yang mampu membuat jantungku berdetak ratusan kali lebih cepat. Nama yang selalu aku rindukan.

Drrttt…ddrrtttt…

Suara itu mebuyarkan lamunanku tentang Yoona. Ku ambil benda berwarna putih yang tergeletak di atas meja kerjaku.

Kwon Yuri, nama yang muncul di layer ponselku.

“Yobseyo”
“Yobseyo Yul”
“oppa, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu.”

“apa Yul?”

“Cepat oppa datang ke SeoulHospital sekarang.”

“ne, aku kesana sekarang.”

aku mengambil mobilku dan segera menuju ke Seoul Hospital.

Deg..deg..deg

Jantungku berdetak sangat cepat. Kali ini bukan karna jatuh cinta, tapi perasaanku tak karuan, takut hal buruk akan terjadi.

Mungkinkah ini tentang Yoona? Ribuan pertanyaan menyelimuti pikiranku. Aku tak terkendali. Ku tambah kecepatan mobilku.

Tapp..tap..tap..

Suara langkah kaki menggema di setiap sudut lorong rumah sakit. Aku mencari dimana keberadaan Yuri.

“Oppa!!!” Yuri memanggilku. aku mencari asal suara itu.

“Yul! Untuk apa kau menyuruhku kemari?”

“Yoonaa..”

“ada apa dengan Yoona?”

“kajja ikut aku.”

Aku berjalan di belakang Yuri. Tepat di depan ruang ICU, eomma Yoona duduk di kursi yang disediakan di depan ruang ICU. Eomma Yoona menangis.

“Annyeong ahjumma.” Aku menyapa Eomma Yoona dan duduk di sebelahnya.

“Annyeong Donghae-ah.”

“sebenarnya ada apa ini ahjumma?”

“Yoona.. mianhae Donghae-ah. Sebenarnya waktu itu Yoona tidak pergi ke Busan. Dia dirawat di rumah sakit ini karna kanker yang di deritanya.” Terang eomma Yoona yang masih dalam keadaan menangis.

“mwo? Tidak mungkin. Yoona baik-baik saja!!!” teriakku.

Hatiku sakit. Aku tak percaya akan kenyataan ini. Tuhan, tolong jangan ambil Dia dariku. Aku sangat mencintainya.

Biarkan aku menjaganya Tuhan.

Klekk..

Kibum keluar dari ruang ICU.

“bagaimana keadaan Yoona?” tanyaku

“Yoona sedang koma.”

“mwo? Koma?”

“ne. kau bisa melihat keadaannya sekarang Hae-ah. aku permisi dulu.”

Di atas ranjang sedang tidur dengan tentram seorang yeoja.

“Im Yoona…” aku memegang tangannya.

“ireona chagi, oppa disini.” Mataku terasa panas, tanpa di perintah air mataku mulai berjatuhan satu persatu.

“Yoona, mianhae. Ppali ireona, jangan tinggalkan oppa. Oppa sangat mencintaimu Yoong.” Aku tak mampu berkata-kata lagi. Hanya menangis,m dan menangis.

Tangan Yoona bergerak. perlahan-lahan ia membuka matanya. dengan sekuat tenaga ia mencoba mengeluarkan suara.

“oppa…” suaranya sangat pelan, nyaris tak terdengar.

“Yoong, kau bangun chagi.” Aku tersenyum dan mencium kening indah miliknya.

“mianhae oppa.”

“kau tak perlu minta maaf. Oppa yang salah Yoong. Oppa tak pernah memperhatikanmu. Bahkan oppa tak tau jika kau sakit. Oppa sangat egosi Yoong. Oppa benar-benar bodoh telah mengabaikanmu.” Aku menangis lagi.

Tangan lembut Yoona menyentuh pipiku dan pelan-pelan menghapus air mataku.

“jangan menangis oppa.” Yoona tersenyum. Senyuman itu yang selalu memberiku semangat.

“ne Yoong.”

“oppa, aku sudah tak sanggup lagi. Maafkan aku oppa, aku tak bisa menemanimu lagi.”

“jangan bicara seperti itu chagi.”

“mianhae Oppa, saranghae.” Yoona tersenyum (lagi) perlahan-lahan ia menutup lagi matanya.

“Yoong ireona!!!! Jangan tinggalkan Oppa Yoong. naddo saranghae”

“hae-ah kau tunggu saja di luar, aku akan memeriksanya.” Perintah Kibum.

“ne, tolong selamatkan Yoona, aku mohon.”

“aku akan berusaha.”

“oppa, bagaimana Yoona?” Yuri menangis.

Aku tak menjawab pertanyaan Yuri. Aku tak mampu berkata-kata lagi.

Tak lama Kibum keluar dan menghampiriku, eomma Yoona dan Yuri.

“mianhae, Yoona telah pergi.”

“MWO? TIDAK MUNGKIN!!!!” pertahananku runtuh. Aku jatuh di atas lantai. Aku tak pernah membayangkan jika Yoona akan meninggalkanku. Aku bangkit dan berlari menemui Yoona.

Wajahnya putih pasi. Tapi itu semua tak menghilangkan aura cantik Yoona, malaikatku.

“Yoong ireonaa!!!! Jangan tinggalkan Oppa.”

“ikhlaskan kepergiannya, Donghae-ah. Dia pasti akan bahagia disana.” Kibum menyentuh pundakku.

Flashback End

“oppa.”

“Yoong, kau kah itu?”

“oppa, aku Yuri.”

“oh mian Yul.”

“oppa, relakan Yoona. Dia pasti akan sedih melihatmu seperti ini. Dia sangat mencintaimu oppa.”

“jika dia mencintaiku, mengapa dia meninggalkanku Yul?”

“jangan bicara seperti itu oppa. Kita semua juga sedih atas kepergian Yoona. Tapi kita juga harus merelakannya agar ia bisa tenang disana.”

“ne”

“kajja kita ke makam Yoona.”

Ku buka pintu mobil dan menuju makam Yoona.  ku  letakkan sebuket bunga matahari di atas pusaranya. Sunflower, bunga yang sangat di sukai Yoona.

“chagi~ sedang apa kau disana? Jeongmal bogoshipo chagi-ya.” Seketika air mataku tumpah.

“apa kau tak merindukanku? Aku ingin memelukmu chagi, aku ingin tertawa bersamamu seperti dulu lagi.”

“oppa tidak akan pernah melupakanmu chagi. Jeongmal saranghaeyo.”

Aku memanjatkan do’a untuknya.

“chagiya, oppa pulang dulu ya. Oppa janji akan sering-sering kesini. Saranghae.”

-END-

 

Gimana? gimana?

Aduhh pasti hancur bangett ya ff ini. Mian readers kalo sad ending. Authornya lagi galau ini #plakk

Jangan lupa komentar atau like yaa.. sampai jumpa di ff selanjutnyaa 😀

The Struggle Of Love ( You Want Him, He Want Me ) Part 2 END


TSOL

The Struggle Of Love ( You Want Him, He Want Me ) Part 2 End

Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Tittle : The Struggle Of Love ( You Want Him, He Want Me )

Cast :

Im Yoona

Lee Donghae

Jessica Jung

Cho Kyuhyun

Kwon Yuri

Other Cast :

Find By Yourself

Genre :

Two-Shoot, Romance (?)

Rating :

PG – 13

Word Counts :

2,808

Note :

Annyeong Readers ^.^

Ini adalah part terakhir. Part ini lebih panjang dari part sebelumnya. Mian kalo masih banyak Typo dan bahasanya aneh. Hhe. Maklum, ini pertama kalinya author nulis ff. author udah kehabisan kata-kata buat ngoceh. Langsung dibaca saja yaa..

Happy Reading

Author P.O.V

Matahari nampaknya sudah mulai menyembunyikan sinarnya. Hari sudah sore. Terlihat seorang namja dan yeoja di sampingnya, mereka tengah berjalan keluar dari gedung SM High School.

“Oppa, aku pulang duluan ya.” Yoona melirik Donghae sambil senyum-senyum tak jelas.

“Yah! mengapa kau senyum-senyum seperti itu. Seperti orang gila saja.”

“Oppa kasar sekali.”

“terserah kau sajalah.” Donghae berjalan meninggalkan Yoona yang masih berdiri di depan gerbang SM High School.

“huh dasar namja aneh, tadi perhatian, sekarang dingin.” Yoona bergumam sendiri sambil berjalan pulang.

Pimm..pimm.. Suara klakson motor dari belakang berhasil mengagetkan Yoona.

“OMO~ Kyuhyun kau membuatku hampir mati karna suara klaksonmu itu. Untung saja aku tak punya riwayat penyakit jantung.”

“mian Yoona-ah. Kenapa kau belum pulang, ini kan sudah malam. Kau juga masih memakai seragam sekolah?”

“kau kan tau Kyu, aku baru saja selesai mengerjakan mading untuk lomba di sekolah. Kau sendiri mau kemana?”

“aku? emm..aku lapar, ingin beli Yangnyeom Tongdak.”

“ohhh..” mulut Yoona membentuk huruf O.

“Bukankah seharusnya sekarang kau pulang bersama Donghae?”

“Dia sudah pulang.” raut wajah Yoona berubah menjadi kecewa.

“namja tak bertanggung jawab. yasudah, sekarang kau ku antar pulang.”

“mwo? tak usah. rumahku sudah dekat. kau juga kan sudah lapar, lebih baik kau pergi cari makan. aku bisa pulang sendiri.”

“tak apa Yoong, kajja naik.” Kyuhyun menunjuk jok belakang motornya.

“Ne” Yoona duduk di belakang Kyuhyun.

“Sudah sampai.”

“Ne. Gomawo Kyu, kau tak mau mampir dulu?”

“tidak usah. sudah malam. kapan-kapan saja Yoong. aku pamit dulu. annyeong.”

“ne, hati-hati Kyu.” Kyuhyun hanya tersenyum dan menstater motornya.

 

klekk.. Yoona membuka pintu rumahnya.

“aku pulaaang” Suara Yoona menggelenggar seisi rumah.

“kemana saja kau. ini sudah malam, mengapa baru pulang?” eomma Yoona keluar dari dapur menemui Yoona yang baru saja pulang.

“mianhe eomma, aku tadi mengerjakan mading untuk lomba di sekolah. aku tidak bisa memberitahu eomma lebih dulu, ini mendadak eomma, mian” Yoona menjadi ketakutan.

“yasudah tak apa. lain kali kau harus beritahu eomma dulu. eomma mengkhawatirkanmu Yoong.”

“ne eomma, mianhe.”

“ne. cepat kau mandi, lalu kita makan malam bersama.”

“ne eomma.”

End P.O.V

~*~*~*~*~*~*~

 

Donghae P.O.V

 

Kicauan burung terdengar dari luar jendela. Sinar matahari memasuki celah-celah dinding atas kamarku. Membangunkanku dari mimpiku.

Aku melihat jam beker yang terletak di meja samping ranjangku. “omoo~sudah jam 7. aku bisa terlambat.” aku mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi.

“eomma mengapa tak membangunkanku. Aku bisa terlambat eomma.” rengek Donghae saat berada di ruang makan.

“mian Donghae-ah, eomma tidak sempat membangunkanmu.”

“yasudah eomma, aku berangkat dulu, annyeong.”

“hati-hati.” teriak eommaku.

Aku mengambil motorku yang terparkir di garasi rumah. Segera ku pasang helm dan menstater motorku.

@SMHigh School

Aku melihat Yoona berjalan sendiri memasuki gedung sekolah. “Tak biasanya dia sendirian, kemana sahabatnya itu?” gumamku.

“dia melihatku” aku memalingkan wajahku dan berjalan menuju kelas tanpa memperdulikan Yoona. “buat apa aku peduli dengan yeoja itu. baboya!” aku merutuki diriku sendiri.

End P.O.V

 

~*~*~*~*~*~*~

 

Yoona P.O.V

 

Seperti biasanya, aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki, karna jarak antara rumah dengan sekolah cukup dekat. Tapi hari ini rasanya berbeda, aku berangkat sendiri. Yuri tidak masuk karena ada urusan ke luar kota. “tak ada Yuri, aku kesepian.” aku berbicara sendiri.

aku melihat Donghae Oppa keluar dari tempat parkir sekolah, dia menatapku sinis. “kenapa Donghae Oppa menatapku seperti itu? apa sebaiknya aku kejar dia?” aku berhenti sejenak di bawah pohon dekat lapangan basket. “ahh tak usahlah! buat apa aku menemuinya.” aku berjalan lagi menuju kelas.

“Yoonaaa-ahh.. Im Yoonaa!!!” aku mendengar suara yeoja memanggil manggil namaku. “itu seperti suara Jessica.” aku menerka-nerka kemudian aku melihat ke belakang “wae Jessica?”. Tatapan mata Jessica padaku berbeda, seperti ada yang mengganjal.

“hey Sica! mengapa kau melihatku seperti itu hah?”. “ani. aku hanya bertanya tentang Donghae.”

“mian, aku ada urusan.” aku pergi meninggalkan Jessica tanpa menunggu jawaban darinya.

Entah mengapa perasaanku jadi tak enak saat bertemu Sica. Apa mungkin karena Donghae Oppa? aku mencintai Donghae Oppa.

Krriiingggg……. Suara bel menggema ke seluruh isi sekolah. Pertanda bahwa pelajaran akan dimulai.

 

Andai saja ada Yuri, pasti aku tidak kesepian seperti ini. Tak biasanya Yuri absen sekolah.

“pelajaran ini sungguh membosankan.” kataku pelan. “sebentar lagi juga pulang. aku juga sudah bosan.” jawab Kyuhyun.

“ssttt.. jangan berisik.” Donghae Oppa yang duduk di belakangku ikut bicara. “ne” aku menjawab.

5 menit kemudian bel berbunyi.. “pulaaaanngggg” aku berteriak girang. “ne, Yoong. Bagaimana kalau kau pulang bersamaku? Yuri kan tidak masuk. Daripada kau pulang sendiri.” tawar Kyuhyun.

“tak usah Kyu. aku merepotkanmu.” tolakku. “aku tidak merasa di repotkan. aku senang mengantarmu pulang. tak seperti dia, namja yang tidak bertanggung jawab.” Kyuhyun melirik Donghae yang sedang merapikan bukunya. “Sudahlah kajja kita pulang. Donghae Oppa, aku pulang dulu ya” aku senyum pada Donghae Oppa dan menarik tangan Kyuhyun.

“Yoong.”

“ne?”

“nanti malam kau ada acara tidak?” Kyuhyun melihatku

“anio. wae?”

“nanti malam aku jemput ya, kita makan malam.”

“mwo? makan malam.” terus terang saja aku shock, kenapa tiba-tiba Kyuhyun mengajakku makan malam.

“ne. kau mau kan?”

“baiklah.”

“jam 7 kau harus sudah siap. aku menjemputmu. arra?”

“ne, arra.” aku tersenyum padanya.

End P.O.V

 

~*~*~*~*~*~*~

Donghae P.O.V

 

Rasanya ingin aku marah melihat Yoona dan Kyuhyun dekat. Kenapa aku ini? Saat Yoona berada di dekatku, aku tak menghiraukannya. Tetapi melihat dia bersama namja lain, aku tidak terima. Apa mungkin aku menyukainya? Apa benar ini yang dinamakan cinta? Aku tak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Tapi kan aku baru mengenalnya, mana mungkin secepat ini aku mulai menyukainya. Aigoo ~ Ottokhae?

“Annyeong Donghae-ah.” Suara seorang yeoja membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke asal suara.

“Annyeong.” Aku tak begitu memperdulikan yeoja itu. Sepertinya aku kenal yeoja ini. Tapi aku tak tau siapa namanya.

“Kau, kenapa belum pulang. Apa kau menunggu seseorang?” Siapa sih yeoja ini. Kenapa dia begitu perhatian kepadaku.

“mian, kau siapa? aku lupa namamu.”

“Jessica imnida.” jawab yeoja itu sambil memperlihatkan senyumnya.

“oh. mian aku tidak terlalu mengenal yeoja-yeoja di sekolah ini.”

“ne, aku tau.” lagi lagi dia memamerkan senyumnya. Tapi itu sama sekali tak berpengaruh. Bagiku senyuman termanis hanya milik Yoona. aigoo.mengapa aku memikirkan yeoja itu. aisshhh.

“donghae-ah. hey. mengapa kau diam saja?”

“eng, ani. aku harus pulang sekarang. annyeong.”

“ne. hati-hati.”

“Hae-ah. chakkanman.” aisshh siapa lagi sihh yang memanggilku.

“eng, Hyuk. ada apa?”

“dasar kau! mentang-mentang lagi PDKT sama yeoja. sampai lupa sama sahabat.”

“mwo? PDKT. maksudmu?”

“ya! Hae-ah. aku tau kau sedang dekat dengan yeoja bernama Jessica, kelas 2-C kan?”

“mwo? Jessica? ani. Aku saja baru mengenalnya.

“tadi aku lihat kau berdua-an dengan Jessica di sana.” Eunhyuk menunjuk lapangan basket yang berada di tengah-tengah gedung sekolah.

“Dia yang menemuiku. jujur saja aku tak mengenalnya. Tapi mengapa dia perhatian padaku? yeoja aneh.”

“jelas saja dia perhatian padamu hae, dia kan menyukai sejak kelas 1.”

“mwo? tapi aku tak mengetahuinya.”

“maka dari itu, kau harus tau.”

“lalu?”

“coba saja kau dekati dia. Dia kan termasuk yeoja yang cantik.”

“anio!! aku hanya menyukai Yoona!!” tanpa sadar aku berteriak.

“mwo? Yoona? yang satu kelas denganmu itu?” Eunhyuk memandangku dengan tatapan penuh tanya.

“eng..ani tak usah dipikirkan. kajja kita pulang.” karna aku takut ketahuan oleh Eunhyuk, tanpa pikir panjang aku mengajaknya pulang.

“ne.”

End P.O.V

 

~*~*~*~*~*~*~

 

Yoona P.O.V

 

Aigoo ~ Kyuhyun mengajakku makan malam. Ada apa sebenarnya. huh! Seandainya saja yang mengajakku makan malam itu Donghae Oppa.

“sudahlah Yoong, itu hanya mimpi.” aku memukul sendiri kepalaku.

Kenapa tiba-tiba aku merindukan Donghae Oppa. Aku rindu saat Ia mengkhawatirkanku waktu itu. “Hwae Oppa, sedang apa kau sekarang? aku merindukanmu. Apa kau juga merindukanku?” Aku bertanya dalam hati.

Andai saja aku punya nomor handphone nya. Pasti aku akan menelfonnya sekarang. Apa mungkin Kyuhyun punya nomor handphone Hwae Oppa? aisshh mana mungkiin..

Ku lihat jam yang duduk manis di atas meja kamarku “Sudah pukul 6, lebih baik aku bersiap-siap sekarang.” ku raih handuk berwarna merah kesayanganku.

Aku mengacak-acak isi lemariku. “aku harus pakai baju yang mana? aku bingung.”

aku mengambil dress warna kuning bercorak bunga putih dan terdapat sebuah pita kecil yang tertempel di bagian pinggang. “Aku pakai ini saja, terlihat menarik.” aku mengganti pakaianku dan menuju meja rias. Memasang pita kecil di rambutku dan menyapukan sedikit bedak di seluruh mukaku.

“Yoongie-ahh. cepat keluar, temanmu sudah menunggu.” eomma berteriak dari luar kamarku.

“ne eomma.” aku mengambil tas selempangan yang tergeletak di atas ranjangku.

Kyuhyun menatapku tanpa berkedip sedetikpun. “Kyu. Kau sudah siap? kajja.” tetapi Kyuhyun tetap diam, tak menghiraukan ucapanku.

beberapa detik kemudian Kyuhyun mengeluarkan suara “Yoong, neomu Yeppeo”

“ahh? gomawo Kyu. Kau membuatku malu.” Aku menunduk, menyembunyikan wajahku yang memanas. Pasti wajahku sekarang seperti kepiting rebus.

“Ne, kajja kita berangkat Yoong.”

“Kyu, kemana motormu?” aku menatap sekeliling. “aku membawa mobil Yoong, khusus untukmu.” Kyuhyun tersenyum padaku, tapi kali ini bukan senyum evil, melainkan senyum yang sangat manis.

“ne.” aku membalas senyumnya. Kyuhyun membukakan pintu mobil untukku.

Tak lama kemudian mobil melaju dengan kecepatan sedang. “kita mau makan malam dimana Kyu?” Aku membuka pembicaraan.

“Nanti kau juga tau sendiri Yoong.” sesekali Kyuhyun memandangku.

@Resto

Restoran yang sederhana tetapi terlihat mewah. Kata yang tepat untuk mendeskripsikan restoran tersebut. Aku agak kesulitan berjalan karena hells yang aku pakai lumayan tinggi. Aku tak biasa memakai hells seperti ini. Aku terkejut saat memasuki restoran.

Aku berjalan mendahului Kyuhyun. Aku memilih duduk di kursi pojok yang berhadapan langsung dengan jendela, di ikuti Kyuhyun yang duduk berhadapan denganku. Nampak  keindahan sungai Han dari sini.

“Mau pesan apa?” Suara seorang pelayan sambil tersenyum ramah dan menyerahkan buku menu padaku dan Kyuhyun

“aku mau chiken soup dan yuja cha” aku berbicara kepada pelayan tersebut.

“aku bulgogi dan gughwa cha” jawab Kyuyun.

“Ne, pesanan akan segera datang.”

Aku dan Kyuhyun hanya berbicara seadanya, sesekali Ia melontarkan lelucon khasnya yang membuatku tertawa.

15menit kemudian pesanan datang.

“hmm..harum sekali baunya. Pasti rasanya sangat lezat.” Segera ku lahap makanan di depanku itu. Kyuhyun hanya tersenyum melihat tingkahku.

“Kyu, mengapa kau tak makan? Kau hanya memandangiku sejak tadi.” Aku berbicara pada Kyuhyun sambil melanjutkan makanku.

“melihatmu makan saja sudah membuatku tenang Yoong.”

“Aisshhh.. cepat makan”

“ne Yoong.”

Tak butuh waktu lama untukku menghabiskan makanan itu. Kyuhyun mengambil tissue dan menyapukan tissue itu di sudut kanan bibirku “kau seperti anak kecil saja, makan masih belepotan.” Kyuhyun terkekeh.

“kau menghinaku?” aku mulai geram.

“bercanda Yoong.”

“hmm…”

“Yoong…” Kyuhyun menatapku. “ne?”

“Aku ingin berbicara sesuatu padamu.”

“apa?” aku menatap mata Kyuhyun. Tatapan Kyuhyun sulit diartikan.

“saranghae Yoong” Kyuhyun memegang tanganku dan matanya menatapku dalam-dalam.
”mwo?” Rasanya seperti ada petir yang menyambar tubuhku. Aku tak percaya akan kenyataan ini. Kyuhyun yang selama ini memang tak terlalu dekat denganku, aku hanya menganggapnya sebagai teman. Tiba-tiba menyatakan cinta padaku.

“maukah kau menjadi yeojachinguku?” tak ada raut kebohongan saat aku menatap matanya.

“Mian Kyu-ah. Apakah ini tidak terlalu cepat?”

“ani. Aku tulus mencintaimu. Jujur saja, aku tidak terima melihatmu dekat dengan Donghae. Saranghae Yoong.” Kyuhyun masih menatapku penuh harap.

“Mianhae. Aku butuh waktu untuk berfikir.”

“ne Yoong, aku tau. Pikirkan lagi. Aku akan menunggu jawaban darimu.” Kyuhyun tersenyum (lagi)

“ne. sudah malam, lebih baik kita pulang. Eomma pasti mengkhawatirkanku.”

“ne, kajja.”

End P.O.V

 

~*~*~*~*~*~*~

 

Author P.O.V

 

Dengan langkah gontai Yoona memasuki rumahnya. Tampak wajahnya yang begitu lesu. Tak seperti saat berangkat tadi. Ia terlihat tak bersemangat. Seperti bunga yang sudah layu.

Klekk… Yoona memasuki kamar bernuansa biru. Ia melempar tas selempangannya yang berwarna kuning ke meja dan Ia menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

Pikirannya lelah, begitupun tubuhnya. Hatinya dilemma. Mengapa Kyuhyun datang di saat hatinya telah terisi oleh satu nama, Lee Donghae. Tetapi, apakah Donghae sadar akan perasaan ini? Perasaan yang kian hari kian mekar, bak bunga mawar yang tengah bersemi. Senang dan sedih, kini yang Yoona rasakan. Semuanya bercampur menjadi satu. Orang yang dicintainya mungkin tak menyadari perasaan suci itu. Sedangkan orang lain disana tengah menunggu nya dengan sejuta cinta. Apa yang harus Yoona lakukan? Mempejuangkan cintanya terhadap Donghae, atau bahkan menghapus perasaan itu dan mencoba untuk menerima Kyuhyun?

10menit..20menit..30menit..1jam..2jam.. Yoona masih belum bisa menutup matanya. Ia masih bergulat dengan pikirannya.

“Ya Tuhan.. apa yang harus aku lakukan? Ku mohon bantulah aku. Berikan jawabanmu Tuhan.” Do’a Yoona. Beberapa menit kemudian matanya mulai tertutup. Dan tibalah Ia di alam mimpinya.

~*~*~*~*~*~*~

Yoona P.O.V

Pagi telah tiba. Matahari memperlihatkan sinarnya tanpa malu-malu. Berkali-kali aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Susah sekali untuk bangun. Rasanya tubuhku sangat sakit. Aku harus tetap bangun, aku tak mau bermanja-manja dengan sakit ini.

@SM High School

“Yoong..” suara Yuri membuyarkan lamunanku.

“ne? wae?” jawabku lesu.

“hari ini kau aneh sekali. Kau tadi meninggalkanku saat berangkat sekolah. Ada apa sebenarnya?”

“ani. Tidak ada apa-apa”

“Yoong, aku ingin berbicara denganmu.”

“apa?” aku menatap Yuri.

“sebenarnya apa hubunganmu dengan Donghae?”

“mwo? Mengapa jadi Donghae Oppa?”

“jawab Yoong.”

“sebenarnya aku mencintai Donghae Oppa, tetapi aku tak tau apakah Donghae Oppa memiliki perasaan yang sama denganku.”

“apa Donghae tau tentang perasaanmu ini?”

“molla.”

“Yoong, kau tau kan Jessica juga mencintai Donghae. Kalau sampai Jessica tau kau mencintai Donghae, dia bisa nekat Yoong.”

“ne aku tau. Tapi aku juga punya hak untuk mencintai Donghae Oppa. Biarkan saja Donghae Oppa yang memilih antara Aku atau Jessica.”

“apapun keputusanmu, aku mendukungmu.” Yuri memelukku.

“gomawo Yul.”

“Yoong..kau pucat, apa kau sakit?” Yuri melepaskan pelukannya dan menatapku lagi.

“ani. Mungkin hanya kelelahan saja.”

“Yoongie..” Donghae Oppa tersenyum padaku, senyumnya..mampu membuat hatiku bergetar.

“Donghae Oppa.” Aku membalas senyumnya.

“Yoong, mukamu pucat sekali. Gwenchana?” Donghae Oppa tampak khawatir menatapku.

“gwenchana. Aku baik-baik saja. Tak usah khawatir.

Rasanya sakit sekali kepalaku. Aku terjatuh

“Yoong..gwenchana?bangun Yoong.” Aku mendengar samar-samar suara Yuri dan Donghae Oppa. Tiba-tiba gelap…

Kepalaku masih sakit. Berat rasanya untuk bangun.

“Yoong, kau sudah sadar?” berdiri di depanku Donghae Oppa.

“ne. aku kenapa Oppa?” aku berusaha bangun.

“kau tadi pingsan Yoong, jangan banyak bergerak, kau tidur saja dulu.” Donghae Oppa membantuku untuk tidur kembali.

Samar-samar aku melihat Kyuhyun di balik jendela UKS. Benar sekali, itu Kyuhyun. Dia melihatku bersama Donghae Oppa. Tapi aku tak memperdulikannya. Yuri, kemana dia?

“Oppa, Yuri mana?”

“dia sedang mencari makan untukmu Yoong.” Donghae Oppa mengelus-elus kepalaku. Rasanya jantungku berdetak begitu cepat. Darahku mengalir begitu deras. Inikah cinta?

“ne oppa.”

“Yoong..” Suara lembut keluar dari mulut Donghae Oppa.

“ne oppa?” aku menunjukkan senyum termanisku padanya.

“tatap mataku.” Donghae Oppa memegang bahuku. Aku menatap matanya, mata yang begitu indah. Mata yang jernih. Jantungku berdetak ratusan kali lebih cepat.

“Saranghae Yoong.” Kata-kata itu, kata-kata yang sangat aku nanti-nantikan selama ini. Apa ini nyata? Aku diam seribu bahasa. Tak tau harus mengatakan apa. Darahku seperti berhenti mengalir. Takkan aku sia-siakan kesempatan ini. Saatnya aku berbicara yang sesungguhnya.

“Naddo saranghae,Oppa.” Aku mengucapkan dengan nada bergetar. Donghae oppa memelukku. Sangat hangat, terasa damai dan nyaman saat berada di pelukannya. Berada di pelukan orang yang selama ini aku nantikan, orang yang sangat aku cintai. “maukah kau menjadi yeojachinguku?”

“Ne oppa, aku mau.” Tanpa kusuruh Donghae oppa memelukku lagi. Tanpa terasa cairan Kristal bening jatuh membasahi pipiku.

“Yoong, mengapa kau menangis?” Donghae oppa menghapus airmataku.

“ani oppa, aku bahagia.”

“aku juga sangat bahagia Yoong. Akhirnya aku bisa memilikimu. Jeongmal saranghae Im Yoona.” Donghae oppa mengecup lembut keningku.

Klekk… nampak Yuri yang sedang membawa makanan masuk dan melihat Donghae yang tengah mencium Yoona.

“kyaa.. Im Yoona, Lee Donghae, apa yang kalian lakukan?” teriak Yuri.

“ssstttt.. jangan berisik.” Donghae oppa melotot pada Yuri.

“mian.. sebenarnya…….” Suara Yuri di potong oleh Donghae oppa. “Kami sudah resmi berpacaran.” Ucap Donghae oppa bangga.

“mwo? Sejak kapan?”

“baru saja” aku tersenyum pada Yuri.

“Yoong… Bagaimana dengan Jessica?” Tanya Yuri.

“Engg…” ucapanku terputus saat Jessica masuk ke ruang UKS yang sekarang aku tempati bersama Donghae oppa dan Yuri.

“sii..sica” ucapku terbatah-batah.

“tega sekali kau menghianatiku Im Yoona!!!” Jessica membentakku.

“mian.” Aku menunduk. Rasanya air mata ini akan segera tumpah.

“kau tau kan. Aku sangat mencintai Donghae, aku mengaguminya sejak kelas 1. tapi mengapa kau merebutnya dariku?” Teriak Jessica.

“Cukup!!!! Ini bukan salah Yoona atau siapapun. Aku memilih Yoona, karna aku mencintainya, bukan kau!!!” Donghae oppa membentak Jessica. Wajahnya sangat merah, Ia mulai marah pada Jessica.

“ta..tapi.” Jessica membela diri.

“cukup!! Lebih baik kau keluar dari sini. Aku tak sudi melihat wajahmu lagi.” Bentak Donghae Oppa.

“mianhae. Aku ingin bicara sebentar dengan Yoona.” Jessica mendekatiku. Aku menatapnya.

“aku merelakannya untukmu, jangan kau sakiti hatinya, semoga kalian bahagia.” Ucap Jessica seraya memelukku. Aku tau, Jessica mulai menangis.

“aku permisi dulu.” Jessica melangkah pergi sembari menghapus airmatanya.

 

~*~*~*~*~*~*~

 

“oppa, antarkan aku menemui Kyuhyun, sekarang.” Pintaku pada Donghae Oppa.

“Kyuhyun? Untuk apa kau menemuinya?” Donghae Oppa mengernyitkan dahi.

“kemarin dia mengajakku makan malam, lalu dia menyatakan cinta. Nah, sekarang aku ingin berbicara dengannya bahwa aku sudah menjadi milikmu Oppa.”

“ne Chagiya.” Donghae Oppa menggandengku.

“Kyuhyun-ah.” Aku memanggil Kyuhyun.

“Ne Yoong.” Kyuhyun tersenyum lembut padaku.

“mian Kyu, aku tidak bisa menerima cintamu.”

“mwo? Wae?”

“aku sudah menjadi milik Donghae Oppa.”

“mwoya?” Kyuhyun membulatkan matanya.

“mianhae. Semoga kau bisa mendapatkan yeoja lain yang lebih baik dariku. Aku permisi.” Aku berlalu pergi meninggalkannya.

End P.O.V

 

~*~*~*~*~*~*~

 

Author P.O.V

 

Di bawah langit senja nan indah, Donghae dan Yoona berjalan berdua di bibir pantai. Mereka sangat menikmati saat-saat kebersamaan itu.

“Chagiya.” Donghae memegang kedua bahu Yoona.

“Ne oppa?”

“saranghae.”

“naddo saranghae, oppa.”

Mereka berdua berpelukan di saksikan oleh langit yang mulai menghitam, dan ombak pantai yang masih berlari-lari.

-END-

The Struggle Of Love ( You Want Him, He Want Me ) Part 1


TSOL

Author : Fie a.k.a Firda Lareina

Tittle : The Struggle Of Love ( You Want Him, He Want Me )

Cast :

Im Yoona

Lee Donghae

Jessica Jung

Cho Kyuhyun

Kwon Yuri

Other Cast :

Find By Yourself

Genre :

Two-Shoot, Romance (?)

Rating :

G

Word Counts :

1,006

Note :

Ini ff pertama saya, mian kalo bahasanya aneh, banyak typo, atau ga nyambung..hhehe . ini ff pengalaman saya loh (ga ada yg nanya) #plakk

ini part pertama sengaja saya buat pendek. saya ingin tau respon dari para readers.. Mohon beri KOMENTAR atau klik LIKE untuk meninggalkan jejak kalian 🙂

Dan untuk yang TIDAK SUKA dengan YOONHAE COUPLE lebih baik tidak usah membaca. Dari pada akhirnya nge-bash..

ceramahnya cukup sampai sini aja yaaa.. jangan lupa beri KOMENTAR..

NO PLAGIATOR AND SIDERS .

HAPPY READING 🙂

——————————————————————-

The Struggle Of Love ( You Want Him, He Want Me ) Part 1

Yoona P.O.V

Kriingg… Suara alarm membangunkanku dari tidurku. Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah liburan akhir semester yang lumayan lama. Aku turun ke lantai 1 untuk menikmati sarapanku. ”Eomma.. Aku berangkat sekolah dulu ya, Yuri sudah menjemputku..”. “Ne.. Hati-hati ya Yoong.”. “Ne eomma, annyeong.

———

Aku berangkat ke sekolah bersama Yuri dengan berjalan kaki, karena jarak antara rumah kita dengan sekolah cukup dekat. “Yoong, ayo kita segera cari ruang kelas kita, mumpung masih pagi dan belum banyak siswa-siswa.” Pinta Yuri. “Ne, semoga saja kita satu kelas ya Yul.” jawabku. “Ne Yoong.”.
Aku dan Yuri berkeliling gedung sekolah sambil mencari kelas, ternyata aku dan Yuri satu kelas, kita berada di kelas 2A. “Wah Yoong, kita satu kelas.” Teriak Yuri kepadaku. “Ne Yul, aku senang sekali. kajja kita masuk.”.
Bel telah berbunyi, pertanda bahwa pelajaran akan segera di mulai. Tidak lama kemudian Kim songsaenim masuk ke kelas. “AnnyeongHaseyo.” Sapa Kim Songsaenim. “AnyeongHaseyo Kim Songsaenim” Jawab murid-murid dengan semangat. “Baik, sebelum memulai pelajaran saya akan menentukan siapa ketua kelas disini. Saya memilih Im Yoona sebagai ketua kelas, dan Lee Donghae sebagai wakil ketua kelas. Bagaimana, apa kalian setuju?” tanya Kim Songsaenim. “Ne, kami setuju.” Jawab murid-murid dengan serempak.

———

Bel istirahat pun telah berbunyi, pelajaran telah usai. “Huhh akhirnya selesai juga, hari pertama sungguh melelahkan.” keluhku. “Sudahlah Yoong, tetap semangat, hwaiting!!” celetuk Yuri. “Ne, gomawo Yuri-ssi.”. “Cheon. Lebih baik kita ke kantin Yoong, cacingku di dalam perut sudah pada disco ni..” Rengek Yuri sambil menunjukkan puppy eyesnya. “Ne”.
“Yoong, kajja kita ke meja kosong itu” tangan Yuri menunjuk sebuah meja kosong di pinggir jendela pojok. “Ne”.
“Kau mau makan apa Yoong?”. “Ramen Yul, kau sendiri?”
“Sama, sebentar ya biar aku yang pesan kesana.” “Ne” sahutku.
“Ini ramennya datang..” kata Yuri dengan semangat. “Gomawo Yul,”
“Cheon Yoona-ssi”.

Jessica berlari kecil mengahampiri mejaku dan Yuri “Annyeong, boleh aku bergabung bersama kalian?”
“Ne tentu saja” jawabku dengan nada datar.
Beberapa saat hanya hening diantara kita. “Yoong, Yul, apa benar kau satu kelas dengan namja bernama Lee Donghae?” tanya Jessica membuka pembicaraan. “Ne, benar” jawabku dan Yuri bersamaan. “Hmm.. beruntung ya kalian,hehhe” sela Jessica yang masih mengaduk-aduk minumannya.
“Lee Donghae sekarang menjadi wakil ketua kelas, sedangkan ketua kelasnya adalah Yoona.” wajah Yuri berubah menjadi cerah. “Wah, berarti Yoona dan Donghae partner dongg.” Sooyoung yang tadi terlihat ceria, wajahnya sekarang berubah menjadi agak kusut(?). “kau kenapa Sica?” aku mengamati wajah Jessica dalam-dalam. “eumhh, boleh aku minta tolong padamu Yoong?” pinta Jessica. “Selagi aku bisa, pasti aku bantu.”
“begini, sebenarnya aku sudah suka Donghae sejak kelas 1. Tapi aku bingung bagaimana cara untuk mendekati dia.”
“Oh begitu ya.. Ne, nanti aku akan coba untuk mendekati Donghae.”
“jinjja? gomawo Yoong, jeongmal gomawo.” seketika wajah Jessica berubah menjadi ceria lagi. “Cheon”
“Baiklah, kalau begitu aku dan Yuri kembali ke kelas dulu ya, Annyeong.”
“Ne, annyeong”.

———

Aku dan Yuri berjalan-jalan sebentar keliling gedung sekolah. “Yul, menurutmu Donghae itu namja yang tampan?”
“ne, dia kan cukup terkenal di kalangan yeoja-yeoja sekolah ini, karena dia tampan.” mata Yuri tetap memandang ke depan.
“jinjja? tapi aku kok gak tau ya tentang namja itu? malahan aku kira dia murid baru.”
“Aisshh.. Kau ini Yoong, makanya jangan terlalu rajin jadi yeoja, jadi kau tak tau kan kalau ada namja terkenal disini. Sekali-sekali kau harus lebih bergaul Yoong.”
“ne ne Yul. aku jadi ingin lebih tau tentang Donghae.” aku senyum-senyum sendiri.
“Yaa! Yoong, dasar kau. hahaha” ledek Yuri padaku. “wae Yul? apa aku salah?”
“ani Yoong, hanya saja kau lucu.” tawa Yuri semakin keras. “aisshh sudahlah, ayo kita ke kelas, sebentar lagi bel berbunyi.”
“Ne tuan putri” jawab Yuri.

End P.O.V

———

Donghae P.O.V

Aku berkeliling gedung sekolah untuk mencari Yoona. Bukan karena apa aku mencari dia. Tapi karena Kim songsaenim menyuruhku dan Yoona untuk menghadap beliau sekarang juga. “Kemana Yoona, aku dan dia kan di panggil Kim Songsaenim. kenapa dia tak muncul-muncul. aihh.. aku binguung.” batinku sambil mengacak-acak rambutku. “Yasudahlah, aku kembali saja ke kelas.”
“Lee Donghae..!!!”
“Yakk! Im Yoona kemana saja kau?”
“wae? kau mencariku?”
“ne, aku mencarimu.”
“Untuk apa kau mencariku?” Yoona memandangku dengan tatapan tajam(?)
“Kim songsaenim memanggil kita.”
“untuk apa? baiklah kajja kita ke ruangan Kim songsaenim.” Yoona menarik pergelangan tanganku.

“Annyeong Kim songsaenim.” Sapaku dan Yoona bersamaan. “Annyeong, silahkan masuk.”
“Ne.. Ada apa Kim songsaenim memanggil kami?”
“Saya akan membicarakan perihal lomba mading yang diadakan di sekolah untuk memperingati hari ulang tahun sekolah ini. Saya meminta kalian berdua untuk mempersiapkan semuanya. Kalian yang saya beri tanggung jawab dalam urusan ini. Apa kalian bersedia?”
“Ne, kami bersedia Kim Songsaenim.” Jawabku dan Yoona bersamaan. “Baiklah. nanti sepulang sekolah kalian harus mulai mengerjakan, semua alat-alat dan bahan ada di meja saya, kalian boleh amnbil bila perlu. Sekarang kalian boleh kembali ke kelas.” perintah Kim songsaenim. “Ne Kim songsaenim, Annyeong.”

End P.O.V

———

Yoona P.O.V

Lelah sekali rasanya hari ini, tapi aku harus tetap semangat. Dan sekarang pelajaran telah usai, waktunya pulang. Tetapi aku harus mengerjakan tugas dari Kim songsaenim untuk mengerjakan mading.
“Yoong, mian hari ini aku tak bisa menemanimu mengerjakan mading, aku harus segera pulang”
“Gwenchana Yul, aku bisa sendiri. Nanti kan ada Donghae juga”
“Baiklah Yoong, annyeong”.

Donghae berlari mengejarku “Yah! Im Yoona kau cepat sekali jalannya”
“aku kan super Yoong, hahha”
“sudahlah Yoona-ssi aku tak mau berdebat denganmu” Donghae terengah-engah
“siapa juga yang mau berdebat dengamu.” ucapku datar tanpa melihat ke wajahnya.
“aisshhh.. yasudahlah sekarang kita ke ruangan Kim songsaenim” Donghae menggandeng tanganku.

———

Author P.O.V

Yoona dan Donghae berjalan menuju ke ruangan Kim songsaenim. Mereka segera mengambil alat dan bahan yang akan mereka gunakan untuk mengerjakan mading.
Yoona kuwalahan membawa barang-barang yang akan di gunakan untuk mading “Donghae-ssi, bantu aku membawa kardus-kardus ini”
“Yoongie, mulai sekarang kau harus memanggilku Oppa” Donghae tersenyum evil.
“Yah! Lee Donghae, aku sedang kesusahan”
bruukkk… Yoona terjatuh menimpa badan Donghae. “auu sakittt” Yoona meringis kesakitan. Donghae membantu Yoona berdiri.
“Yoong gwenchana?” raut wajah Donghae menunjukkan kekhawatiran.
“gwenchanayo oppa”
“akhirnya kau bisa juga memanggilku oppa, hahaha”
“Ne oppa, sudahlah kajja bantu aku membawa barang-barang ini”
“ne Yoongie”

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sedari tadi. Sepasang mata itu menunjukkan amarah dan kebencian.

..To Be Continued..

Siapa kira-kira orang yang melihat Mereka berdua?? jangan lupa tinggalkan komentar.. karna komentar kalian akan sangat berpengaruh bagi kelanjutan fanfic ini 🙂 Gomawo yang sudah baca.

About IM YOON AH


 

Profil Yoona SNSD

Stage Name : YoonA
Birth Name : Im Yoon Ah
Nick names : Deer Yoona, Him Yoona (Strength Yoona), Goddess Yoong, Yoong
Motto : Be confident in everything
Group Position : Supporting Vocalist
Languages : Korean (Fluent) , English, Chinese (Basic) , Japanese (Basic)
DOB : May 30, 1990
Height : 166cm (168cm or so she states herself)
Weight : 48 kg
Blood Type : B
School : Daeyoung High School, 2nd Year
Casted : 2002 SM Saturday Open Casting Audition

♥.Experience:
-2004 TVXQ’s Magic Castle MV
-2006 Sanyo Eneloop CF
-2006 Teun Teun English ‘Follow Me’ CF
-2006 TVXQ First Concert guest appearance
-2006 Super Junior’s U MV
-2006 TZSX’s ?‚¾?ƒÂ³?ƒÂ?‚¤ (My Everything) MV
-2007 Elite CF with SS501
-2007 Sunkist Lemonade CF w/ Super Junior’s Kangin,
Heechul | Version 2
-2007 Clean and Clear CF
-2007 MBC drama – 9 Hits, 2 Outs
-2007 Super Junior’s Marry U mv
-2008 Lee Seung Chul’s ‘Propose’ MV
-2008 Sola VitaminC CF
-2008 YeJiMiIn wise beauty CF
-2008 Clean and Clear CF
-2008 MBC – Park Jung Geum
-2008 KBS drama – You are my Destiny
-2008 Korea Drama Festival – Best New Actress Award
-2008 Korea Drama Festival – Netizens popularity award
-2009 Baeksang Awards – Best New Actress Award
-2009 Baeksang Awards – Heiwon Popularity Award
-2009 24/7’s Thats guy’s girl MV
-2009 MBC Drama – Cinderella Man
-2009 Clean and Clear CF with Kim So Eun
-2009 Innisfree CF
-Cindy the Perky, eCole, Dasoo magazines

Fakta Yoona SNSD

1. Yoona lahir pada 30 Mei 1990.
2. YoonA memiliki julukan Deer (rusa) karena tingkahnya yang sangat aktif.
3. Yoona memiliki julukan YoonA Nya (Strong YoonA) karena dia merupakan member terkuat di SNSD, bahkan mungkin bisa dibilang member terkuat di antara semua member GB Korea.
4. Yoona merupakan 2nd Leader Dance of SNSD.
5. YoonA merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara.
6. YoonA memiliki seorang eonnie (kakak perempuan).
7. YoonA telah ditinggal ibunya saat masih kecil karena bercerai.
8. Saat ini, YoonA merupakan kebanggaan keluarganya.
9. Jika disuruh memilih, YoonA lebih suka kalung sebagai item/perhiasan favoritnya.
10. YoonA merupakan salah satu member paling jahil dan usil di SNSD.
11. Sebelum debut, SM pernah meminta dengan sangat kepada Yoona, “Tolong bersikaplah layaknya perempuan”
12. Salah satu kejahilan Yoona, dia pernah membangunkan Yuri tengah malam hanya untuk nunjukin kaki ayam, dan ntu bikin Yuri BT
13. Yoona dan Jessica pernah membuat kimbab dan sandwich “beracun” buat ngerjain Sooyoung dan Tiffany dengan mencampuri bahan makanan dengan berbagai bumbu secara berlebihan, lalu Sooyoung ngebalas dengan membuat sereal dengan campuran garam (hampir 1 bungkus) dan member yang kena adalah Yoona, Yuri dan Sunny
14. YoonA pernah dikerjain sama Taeyeon & Hyoyeon dengan dibekali coklat pahit.
15. Yoona pernah nakut-nakutin Jessica dengan ketimun padahal YoonA tau kalau Jessica membenci ketimun.
16. YoonA tidak bisa memasak (sama seperti Jessica).
17. Saat ditanya “YoonA, kamu adalah member tercantik di SNSD. Benar atau tidak?”. YoonA menjawab “Ne / Ya”.
18. YoonA sangat gemar makan, dan dia merupakan The 2nd Shikshin (God Of Food) setelah Sooyoung.
19. YoonA pernah merasa bahwa dia bukanlah kakak yang baik untuk Seohyun.
20. YoonA pernah berkata bahwa dia kurang suka menyanyi, tetapi sangat menyukai akting.
21. YoonA tidak pernah menyangka kalau seorang Goo Hye Sun sangat mengidolakannya.
22. Di Jepang, makanan favorit YoonA adalah Sukiyaki dan Inari sushi.
23. YoonA memilik tipe kulit kering.
24. YoonA selalu menggunakan masker wajah sebelum tidur.
25. YoonA bisa melawan seorang pria, dalam adu panco.
26. Saking kuatnya, saat grup melakukan perjalanan, pekerjaan Yoona adalah membawa koper yang berat.
27. Saat masih trainee dulu Yoona pernah naksir Yuchun TVXQ.
28. Saat sekoloah, Yoona satu sekolah dengan Seohyun.
29. YoonA terkenal sebagai Ratu Iklan karena telah banyak membintangi CF.
30. YoonA dianggap sebagai mascot SNSD.
31. YoonA pernah memarahi member SUJU Karena telah membuat SeoHyun menangis.
32. Yoona dan Hyoyeon pernah balapan sepeda di jalanan di Apgujung.
33. Tulisan mandarin Yoona waktu masih duduk di SMU terjual di web seharga $1.00
34. Saat sekamar Yoona , Sooyoung dan Taeyeon pernah menangkap kecoa dan membakarnya
35. Cerita mengenai pengalaman Yoona, Taeyeon, dan Sooyoung sebagai teman sekamar menjadi legenda bagi SME.
36. FTTS’s Brian pernah bilang di Strong Heart “ aku akan menjadikan Yoona pacarku “. Leeteuk langsung ke tempat duduk Yoona dan nutupin kuping Yoona agar Yoona tidak mendengar perkataan Brian, maklum saja, Leetuk menyukai YoonA.
37. Yoona merupakan member SNSD dengan fans terbanyak di Jepang..
38. Fans YoonA mengatakan bahwa YoonA adalah idaman semua pria.
39. Saat awal debut, YoonA sering absen saat SNSD mendapat tawaran CF atau acara lainnya karena dia masih sekolah.
40. Yoona pernah digosipkan berpacaran dengan Taecyeon 2PM, Lee Sung gi dan Yesung SUJU, padahal itu tidak benar karena mereka lah yang menyukai YoonA.
41. YoonA mengatakan bahwa member GB Tercantik menurutnya Sulli F(x). A
42. Ryewook pernah membuat lagu untuk YoonA.
43. Saat Yoona mengikuti tantangan Happy Share, Kang In memberi masukan buat Yoona..
44. YoonA sejujurnya khawatir masalah bahasa Jepang, dan dia akan belajar bahasa Jepang lebih baik lagi.
45. Kata-kata Jepang favorit YoonA adalah “Doki Doki” (“Deg-deg” an kalo bahasa Indonesianya) dan “Arigatou Gozaimasu” (Terima Kasih).
46. Para member SNSD berkata, ” YoonA sangat populer dan karena penampilannya di banyak show.”
47. Untuk pertanyaan, siapa member paling populer diantara mereka, Jessica dan Tiffany memilih YoonA sementara Sunny dan Soo Young memilih Tae Yeon.
48. Karena YoonA tampil di sebuah drama, kelompok usia fansnya menjadi bervariasi. Nenek – nenek dan kakek – kakek juga menyukai YoonA.
49. Yoona pernah berlibur dengan fans karena kontes dari Inisfree (CF Yang memakai YoonA sebagai ikonnya).
50. Yoona sudah 2 kali memenangkan penghargaan Best New Actress (45th Baeksang Arts Awards dan KBS Drama Awards)
51. Angka faforit YoonA adalah 93
52. YoonA tidak menyukai pria yang berwajah maskulin.
53. Lagu Faforit YoonA di SNSD adalah Complete
54. YoonA menyukai warna biru.
55. YoonA memiliki hobi pergi ke kamar mandi anak laki-laki.
56. YoonA gemar bermain Go-Stop (Poker Versi Korea) saat masih SD.
57. Saat masih trainee dulu Yoona pernah naksir Yuchun TVXQ.
58. Dong Woon, Hyun Seung dan Jun Hyung B2ST memilih YoonA sebagai gadis faforit di SNSD
59. Buah faforit YoonA adalah Strawberry
60. Cowok ideal YoonA saat ini adalah Kimura Takuya, padahal sebelumnya adalah Danniel Henney
61. Kalau Yuri suka memanggil YoonA karena ingin mendengar suara lucu YoonA, beda halnya dengan Tiffany karena dia tidak suka cara berbicara YoonA yang seperti anak kecil.
62. YoonA selalu membuat wajah imut sedikit marah apabila Yuri bersedih
63. Di dalam Fans club daum, dia memiliki anggota terbesar di dalam SNSD.
64. YoonA memilih Pulau BALI sebagai tempat bulan madunya.
65. YoonA sangat suka membungkuk sangat redah
66. YoonA sangat suka naik Roller Coater
67. Menurut HyoYeon walaupun Yoona tampak tenang dan sulit untuk didekati, dia sebenarnya adalah salah satu anggota Soshi yang ramah.
68. Kalau kemarin YoonA suka pake’ masker sebelum tidur, dia juga selalu makan sereal sebelum tidur.
69. Ternyata YoonA itu tamu tetap Radio SUJU Kiss
70. Dana CSJH (The Grace) adalah guru vocal YoonA
71. Jam tidur YoonA kurang dari 10 jam per minggu
72. Yoona telah mengakui bahwa dia tidak pernah punya pacar atau siapapun yang mengejar dia. Hal ini karena dia ingin mengejar karir sebelum mengejar cinta pada saat ini.
73. Warna faforit YoonA adalah biru
74. Jessica berpendapat bahwa YoonA merupakan donsaeng yang lucu.
75. HP YoonA adalah Samsung G400 pink.
76. YoonA suka lagu Ballad
77. YoonA ingin menikah diusia 27-28 tahun
78. Yoona menggunakan 3 jenis parfum tapi dia lebih suka menggunakan Minyak Issey.
79. Ketika YoonA marah, dia akan mengeluarkan kata “Im Marah” ribuan kali.
80. YoonA adalh ratu ngemil saat tengah malam
81. YoonA ingin tersenyum seperti Sunny
82. Fans YoonA dikalangan artis biasanya artis cowok
83. YoonA disebut mesin cuci piring SNSD Karena dialah yang sering mencuci piring
84. YoonA memiliki 2 kepribadian, yaitu pria dan wanita
85. Kebanyakan fans YoonA di Korea adalah Ibu-ibu dan orang berumur.
86. Tempat YoonA pertama kali pergi keluar negeri adalah Australia.
87. YoonA sangat menyukai es krim coklat mint
88. Sebenarnya, YoonA tidak bias berenang
89. YoonA tidak menindik telinganya
90. Orang-orang berpendapat YoonA memiliki ekspresi wajah yang “awesome”.
91. Tahun ini, YoonA terpilih sebagai artis dengan senyum terindah di Korea.
92. Di dalam grup SNSD, YoonA yang sering memperlihatkan sisi naturalnya.
93. Yoona adalah yang paling banyak makan nomor 2 di SNSD
94. Dia memasang tampang marah yang imut kalo Yuri sedih
95. Yoona pengen punya seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan
96. Dia telah banyak sekali muncul dalam MV artis terkenal
97. Dia bagian dari trio dance shoshi.
98. Ekspresi-ekspresi wajahnya suka lucu.
99. Anggota soshi yg paling sering berhubungan dengannya ialah Yuri.
100. Dia punya banyak fans Ajumma dan Halmoni.
101. Dia punya ketawa yang khas (mulut buaya)
102. Musim favoritnya ialah musim dingin.
103. Yoona punya mata yang tidak simetris.
104. Yoona berbagi uang yang dia dapat dari tahun baru dengan anggota lainnya
105. Dia ingin menjadi koki kalau dia bukan penyanyi. Walaupun dia tahu dia kurang pintar masak, tapi dia bilang dia suka memasak.
106. Pada salah satu episode Champagne, Yoona suka pria yang lebih tua darinya sekitar 5 tahun.
107. Dia pernah tertidur di salon.
108. Pikirannya bebas.
109. Dia punya dua pasang lesung pipit. Yang sepasang berukuran kecil, yang sepasang lagi besar.
110. Yoona tidak mempermasalahkan soal tinggi badan ketika berbicara tentang cowo idealnya, tapi dia bilang sedikit lebih tinggi dari dia akan bagus
111. Yoona adalah anggota yang paling dekat dengan anggota-anggota super junior, terutama Leeteuk, Eunhyuk, Yesung, dan Ryeowook.
112. Ketika Yoona terkejut, dia akan berkata “aku kaget!” ratusan kali dalam sehari.
113. Yoona dan Taeyeon adalah anggota yang diaudisi. Sisanya dipilih.